REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menyerahkan keputusan untuk reshuffle kabinet kepada Presiden Joko Widodo. Beberapa hal terkait perkembangan domestik dan global diharapkan menjadi pertimbangan bagi presiden untuk menyusun ulang susuan pembantunya.
“Tergantung Bapak Presiden. Sekiranya Presiden menganggap penting (reshuffle) untuk meningkatkan kinerja pemerintah, dan menganggap penting bahwa perubahan ekonomi yang tidak ringan, termasuk bagaimana turunnya pertumbuhan perekonomian global, direspons dengan melakukan reshuffle, ya kami memberikan dukungan,” ungkap Sekertaris Jenderal PDIP HAsto Kristiyanto pada Rabu (19/7) di Hotel Pullman Jakarta.
Dikatakan Hasto, bahwa kocok ulang kabinet hanya bisa terjadi atas kehendak Presiden. Di samping itu, PDIP juga hendak memberikan evaluasi terhadap pemerintah. “
Evaluasi tentu saja kami berikan ketika bapak presiden meminta evaluasi itu,” ujar Hasto. Dalam konteks seperti ini, menurutnya, PDIP sudah menyampaikan melalui fraksi. Dalam komunikasi dengan perwakilan pemerintah hal - hal mana saja yang harus diperbaiki.
Hasto menuturkan, dalam tradisi sebelum melakukan reshuffle, Presiden akan berkomunikasi dengan parpol pengusungnya. “Dan nanti kita akan lihat hal tersebut. Tapi, kita ingin bahwa isu terkait hal tersebut harus secepatnya di jawab. Karena, kalau tidak, ini akan menurunkan efektivitas kerja dari pemerintahan itu,” tegasnya.
Perkembangan situasi politik terkini, terkait dengan langkah pemerintah membubarkan ormas HTI dan penerbitan Perppu Nomor 2/2017, juga turut menjadi pertimbangan dalam reshuffle kabinet. Partai Amanat Nasional (PAN) sebagai salah satu partai pendukung pemerintah dianggap telah berbeda sikap dalam menanggapi langkah pemerintah tersebut. Maka, ditengarai bahwa PAN hendak ditendang dari kabinet Jokowi.
Namun demikian, Hasto mengklarifikasi, bahwa tidak ada keributan antara koalisi pemerintahan dengan PAN. “Enggak ribut. Boleh dilihat settingan apa yang saya sampaikan. Cuma judulnya saja yang dibuat ribut oleh teman – teman,” ucapnya.
Jika presiden jadi melakukan reshuffle kabinet dalam waktu dekat ini, maka hal tersebut merupakan kocok ulang untuk yang ketiga kalinya. Sebelumnya, reshuffle telah dilakukan pada tahun 2015 dan 2016 silam. Belakangan santer beredar kabar bahwa Jokowi akan kembali melakukan reshuffle pada tahun ini.