REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Para petani di selatan Kabupaten Sukabumi kompak menanam buah-buahan semangka. Pilihan ini dilakukan untuk menghadapi musim kemarau yang sudah berlangsung dalam sebulan terakhir.
"Petani beralih tanam dari padi ke palawija terutama semangka dan melon," terang Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Surade H Sahlan kepada Republika.co.id Selasa (18/7).
Perubahan jenis tanaman ini disebabkan faktor perubahan musim dari hujan ke kemarau. Di mana ujar Sahlan, para petani saat ini sudah berhenti menanam padi karena khawatir kesulitan mendapatkan air. Petani juga beralih jenis tanaman untuk mencegah serangan organisme penganggu tanaman (OPT) yang akan menyebabkan gagal panen atau puso.
Jenis tanaman semangka, ungkap Sahlan tidak terlalu banyak membutuhkan pasokan air. Sementara padi membutuhkan sarana pengairan yang memadai. Terlebih areal pertanian di Sukabumi lanjut dia mayoritas jenis sawah tadah hujan.
Sahlan mengungkapkan, para petani yang menanam semangka tersebar secara merata di selatan Sukabumi. Diantaranya di Tegalbuleud, Ciwaru, Ciemas, Ciracap, dan Surade.
Bila tidak ada perubahan, para petani akan panen semangka pada satu bulan mendatang atau Agustus nanti. Musim panen ini dinilai tepat waktu karena bertepatan dengan peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus.
Biasanya terang Sahlan, harga semangka di pasaran cukup baik karena tingginya permintaan dari masyarakat.
Selain komoditas semangka, petani di selatan Sukabumi juga didorong menanam jenis palawija lainnya yakni jagung dan kedelai. Hal ini ditandai dengan adanya gerakan tanam jagung dan kedelai di Desa Cibenda, Kecamatan Ciemas, Sukabumi pada akhir Mei 2017 lalu.
"Melalui gerakan ini dapat meningkatkan produksi serta produktivitas untuk mendukung penyediaan bahan baku industri pakan ternak dan pengembangan peternakan ayam," terang Bupati Sukabumi Marwan Hamami.
Khusus kedelai diharapkan dapat meningkatkan ketersediaan bahan baku tahu tempe. Di samping itu dapat memotivasi para petani untuk menanam jagung dan kedelai dengan memanfaatkan lahan-lahan kering dan lahan marginal yang masih kosong. Keberadaan lahan ini tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Sukabumi.
Penanaman juga kata dia bisa dilakukan di lahan bekas panen padi sehingga areal tanam jagung dan kedelai meningkat.