REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNG KIDUL -- Tim Pencarian dan Penyelamatan Satuan Perlindungan Masyarakat Wilayah II Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengingatkan wisatawan untuk mewaspadai munculnya ubur-ubur laut.
Koordinator SAR Satlinmas Wilayah II Marjono di Gunung Kidul, Senin (17/7), mengatakan pada Juli hingga Agustus 2017 sering muncul di wilayah pantai selatan, senis binatang laut yang tergolong ke dalam kelas scyphozoa.
Tubuhnya yang berbentuk payung berumbai, bisa menyebabkan gatal di kulit jika tersentuh. Ia mengimbau kepada wisatawan untuk tidak berenang dilaut. "Berdasarkan pengalaman selama ini, para korban sengatan ubur-ubur para wisatawan yang memang bandel dengan bermain air laut," katanya.
Dia mengatakan saat ini belum ada kemunculan ubur-ubur laut yang sampai ke wilayah pantai. Namun pihaknya sudah waspada. "Sampai saat ini belum terlihat, informasi dari nelayan pun belum ada kemunculan ubur-ubur, tetapi kita sudah mempersiapkan diri," katanya.
Marjono mengatakan kalau nantinya sudah muncul pihaknya akan terus melakukan imbauan kepada wisatawan agar tidak menyentuh hewan bertentakel warna biru tersebut. Disepajang pantai Gunung Kidul berpotensi ada ubur-ubur, hanya satu pantai yakni Pantai Baron yang tidak ada ubur-uburnya, karena ada air tawar di sekitar pantai. "Biasanya karena tidak mengetahui jika menyengat sakit wisatawan terutama anak-anak menyentuhnya," katanya.
Dia mengatakan untuk mengurangi rasa sakit biasanya sekitar luka dikasih alkohol atau ramuan tradisional masyarakat setempat. "Saat ini masih relatif aman, belum banyak kemunculan ubur-ubur," katanya.