REPUBLIKA.CO.ID, BALIKPAPAN -- Rapat Koordinasi (Rakor) Pemerintah, Pemerintah Daerah, bersama Bank Indonesia baru saja digelar. Hasilnya ada beberapa strategi diversifikasi demi mendorong pertumbuhan ekonomi di berbagai provinsi di Kalimantan.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan, pemerintah berniat menambah beberapa bandara dan pelabuhan di Kalimantan. Khusus di Kalimantan Utara (Kaltara), akan dibangun bandara perintis untuk menjangkau beragam wilayah terpencil.
"Kita akan bangun sekitar tiga sampai empat bandara perintis di Kaltara," ujar Budi seusai Rakor di Balikpapan, Jumat, (14/7). Ia menyebutkan pembangunan tersebut membutuhkan anggaran sekitar Rp 100 miliar yang murni bersumber dari anggaran pemerintah.
"Kalau kita buka swasta untuk berinvestasi mereka pasti mau dapat untung. Sedangkan tidak ada keuntungan yang bisa diambil kalau pembangunan bandara perintis," tambahnya.
Nantinya, kata Budi, rencana itu akan dimasukkan ke Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) Perubahan atau APBN 2018. Dengan begitu kemungkinan besar pembangunan bandara perintis belum dimulai tahun ini.
Khusus di Kalimantan, penguatan infrastruktur konektivitas memang difokuskan pada pengembangan Pelabuhan. Di antaranya di Terminal Kijing di Kalimantan Barat dan Pelabuhan Kawasan Ekonomi Khusus Maloy Batuta di Kalimantan Timur. Ada pula pengembangan tiga Proyek Strategis Nasional Bandara di Sebatik Kaltara, Tjilik Riwut Kalimantan Tengah, dan Syamsuddin Noor Kalimantan Selatan.
"Sekali lagi kami akan lakukan diskusi dengan Pemda setempat agar tidak jadi hambatan," tegas Budi. Ia memastikan, pemerintah akan mengelola pelabuhan dan bandara di Kalimantan secara profesional.