Rabu 12 Jul 2017 19:55 WIB

Pemkab Semarang Antisipasi Dampak Kemarau di 12 Kecamatan

Rep: S Bowo Pribadi/ Red: Andri Saubani
Musim kemarau (ilustrasi).
Foto: Antara/Arief Priyono
Musim kemarau (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN—Meski puncak musim kemarau diperkirakan masih akan berlangsung pada bulan September, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang mulai mengantisipasi dampak yang bakal ditimbulkannya. Antisipasi ini dilakukan melalui pengadaan 850 tangki air bersih senilai Rp 139 juta, menggunakan dana APBD tahun 2017.

Tangki air bersih ini bakal disiapkan di sejumlah wilayah kecamatan yang selama ini menjadi langganan kekeringan. “Hasil mitigasi kami di wilayah Kabupaten Semarang ada sedikitnya 35 desa di 12 kecamatan yang selalu mengalami kekurangan air bersih saat musim kemarau,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Semarang, Heru Subroto, Rabu (12/7).

Ke-12 kecamatan ini meliputi, Kecamatan Bancak, Bringin, Suruh, Pabelan, Ungaran Timur, Susukan, Pringapus, Jambu, Sumowono, Getasan, Bergas dan Kecamatan Bawen. Selain tangki air bersih, jelasnya, BPBD Kabupaten Semarang juga akan mengerahkan armada penyuplai air bersih. Sehingga pada saat dampak musim kemarau mulai berdampak pada kebutuhan air bersih, sarana droping air bersih ini sudah siap.

“Semua sarana ini sudah kita siapkan, manakala ada laporan butuh air bersih langsung kita drooping air bersih ke wilayah- wilayah yang sangat membutuhkan,” jelasnya. Heru juga menyampaikan, BPBD Kabupaten Semarang juga terus memantau perkembangan cuaca menyusul adanya 35 desa yang rawan kekeringan, pada saat musim kemarau ini.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Badan Meteorologi dan Geofisika, diperkirakan akan terjadi musim kemarau sekitar bulan September. “Makanya kami harus mengantisipasi berbagai kemungkinan sejak dini,” tambahnya.

Hal ini, masih jelas Heru, merupakan bentuk mitigasi bencana kekeringan akibat dampak musim kemarau di daerahnya. Selain memperbarui kondisi cuaca, BPBD Kabupaten Semarang juga telah melakukan antisipasi jangka panjang. Yakni, melakukan penanaman pohon untuk mempertahankan sumber mata air di beberapa wilayah yang selama ini menjadi langgganan kekeringan dan krisis air bersih pada saat musim kemarau.

Wakil Bupati Semarang Ngesti Nugraha menambahkan, upaya untuk mengurangi risiko dampak kemarau di wilayah Kabupaten Semarang juga diwujudkan dengan memperluas cakupan program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis masyarakat (Pamsimas). Program yang bersumber dari dana APBD ini diperluas di wilayah-wilayah yang jamak mengalami krisis air bersih.

Selain itu, penyediaan air bersih juga dilakukan melalui perluasan pipa jaringan PDAM. “Termasuk pemanfaatan dana desa oleh Pemerintah Desa (Pemdes) yang juga dapat dialokasikan sebagian untuk pengadaan saat air bersih pada musim kemarau,” lanjutnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement