Rabu 12 Jul 2017 14:02 WIB

Baju Koko Indonesia Ludes Terjual di Kamboja

Rep: FIRA NURSYAHBANI/ Red: Indira Rezkisari
Baju koko
Foto: MGROL 41
Baju koko

REPUBLIKA.CO.ID, PHNOM PENH -- Ada cerita menarik saat KBRI Kamboja menggelar Indonesia Trade and Tourism Promotion (ITTP) ke-11, pada 7-9 Juli lalu di Phnom Penh. First Secretary KBRI Kamboja, Avi Dewani Sari Harahap, mengatakan ia tak menyangka baju koko yang dijual dalam pameran ITTP akan ludes terjual oleh pembeli dari Kamboja.

Menurutnya, warga Kamboja menganggap baju koko yang dijual salah satu UKM dari Indonesia ini, mirip seperti baju yang sering mereka kenakan ke pagoda. "Banyak yang dari pagoda bilang mereka cocok dengan baju koko, karena seperti baju yang mereka gunakan untuk ke pagoda, tapi harus yang warna putih," ujar Avi saat ditemui Republika.co.id di kantor KBRI Kamboja di Phnom Penh, Senin (10/7).

Avi menjelaskan, saat ini UKM yang bersangkutan tengah mencari distributor di Kamboja dengan bantuan KBRI. Dengan demikian, kata dia, acara pameran di ITTP ini berhasil memperkenalkan barang-barang produksi Indonesia yang ternyata cocok digunakan di negara lain.

ITTP yang diselenggarakan di Koh Pich Exhibition Center, Phnom Penh, ini merupakan kegiatan pameran perdagangan, investasi, dan pariwisata Indonesia. Format kegiatan ini akan menggabungkan konsep direct selling, business matching, dan promosi budaya yang akan memanfaatkan potensi Kamboja sebagai pasar alternatif bagi produk Indonesia.

Acara ini diikuti 62 peserta, yaitu 26 perusahaan Indonesia dan 36 importir Kamboja. Ia menjelaskan, perusahaan-perusahaan yang ikut serta dalam ITTP ini di antaranya membawa produk batik, spare part, bahan bangunan, tisu, obat-obatan, hingga kendaraan seperti merek Toyota, Fortuner, dan Avanza.

Duta Besar RI untuk Kamboja, Pitono Purnomo, mengatakan produk-produk yang dijual dalam acara ini mayoritas belum mendapatkan distributor. Sehingga produk-produk yang telah banyak memenuhi pasar impor Indonesia ke Kamboja, seperti tembakau, tidak ikut dipamerkan di sini.

"Walaupun tidak kita promosikan, nilai impor tembakau Kamboja dari Indonesia itu besar sekali, sekitar 300 juta dolar AS untuk tembakau saja. Di sini diolah lagi, dibuat rokok atau diekspor lagi oleh mereka," ujar Purnomo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement