REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Para Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemda Provinsi Jawa Barat harus menggunakan sarung, baju koko, dan peci bagi laki-laki, serta baju muslimah bagi perempuan, Senin (22/10) mendatang.
Hal ini terkait Surat Edaran (SE) Nomor: 003.3/80/Org tentang Hari Santri Nasional di lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat yang ditandatangani Plh. Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum di Bandung, 19 Oktober 2018. Hari Santri Nasional sendiri, diperingati setiap tanggal 21 Oktober.
"Dasarnya, Hari Santri Nasional ini sudah menjadi keputusan pemerintah. Jadi, wajar sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan kepada para santri kita menggunakan pakaian ala santri," ujar Uu di Rumah Dinasnya Rancabentang, Ciumbuleuit, Kota Bandung, Sabtu (20/10).
Uu mengatakan, menggunakan pakaian ala santri bagi ASN tersebut sama seperti halnya Hari Kartini. Di hari tersebut, masyarakat sering memakai baju kebaya bagi perempuan. Santri sendiri, merupakan komunitas pelajar yang turut berjuang melahirkan dan memerdekakan Indonesia, sehingga hal wajar apabila santri harus dihargai dan dihormati di negeri ini. Untuk itu, diharapkan imbauan ini bisa dilaksanakan setiap tahun.
"Dengan memakai (sarung) ini sebagai bentuk penghormatan kepada para ulama bukan hanya santri. Karena sebenarnya Hari Santri adalah Hari Ulama, jadi menghormati santri sama dengan menghormati ajengan (ulama)," papar Uu.
Selain itu, Uu juga mengungkapkan bahwa santri telah berkontribusi dalam mengisi kemerdekaan. Hal itu dilakukan melalui pembangunan karakter, keimanan, dan ketaqwaan manusia Indonesia seutuhnya.
"Dengan lidahnya para santri, dengan ilmunya para ulama, dan keikhlasan para ajengan maka masyarakat Jawa Barat yang begini religius. Kalau tidak ada para santri, estafet keimanan, ketaqwaan mau siapa lagi? Karena ulama adalah pewaris Rasulullah dan para nabi," kata Uu.
Melalui himbauan ini, Uu pun berharap bisa meningkatan keimanan dan ketaqwaan para ASN Pemda Provinsi Jawa Barat. Hal ini identik dengan para santri yang memiliki akhlak dan karakter, serta keimanan dan ketaqwaan yang baik.