Selasa 11 Jul 2017 18:12 WIB

Wapres: Provokasi Siber Jadi Tantangan Polri

Wakil Presiden RI Jusuf Kalla didampingi Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin memberikan keterangan pers usai rapat mengenai kelanjutan pembangunan Universitas Islam Internasional Indonesia di Istana Wakil Presiden, Kamis (6/7).
Foto: Republika/Rizky Jaramaya
Wakil Presiden RI Jusuf Kalla didampingi Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin memberikan keterangan pers usai rapat mengenai kelanjutan pembangunan Universitas Islam Internasional Indonesia di Istana Wakil Presiden, Kamis (6/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan provokasi siber melalui media sosial menjadi tantangan terbesar yang dihadapi Polri saat ini dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, terutama di daerah.

"Kita harus siap dengan upaya melawan provokasi siber dengan juga mem-forward segala macam penjelasan tentang kejadian yang sebenarnya," ujar Wapres dalam kuliah umum bagi peserta Program Pendidikan Sekolah Pimpinan Menengah (Sespimmen) Polri di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (11/7).

Wapres kemudian mencontohkan provokasi kelompok ekstremisme dan radikalisme seperti ISIS dari media sosial yang mempengaruhi pemuda Indonesia untuk 'berjihad' melawan polisi. Ini seperti yang terjadi pada bom Kampung Melayu dan penusukan anggota polisi di dekat Mabes Polri beberapa waktu lalu.

"Saya juga baca yang bikin bom di Bandung, dia tidak ada yang ngajarin, dia hanya lihat dari internet, tidak perlu lagi orang kursus, tinggal buka internet lalu jadilah bom. Nah kalau Anda tidak menguasai teknologi seperti itu, Anda tidak bisa menyelesaikan persoalan di daerah," kata dia.

Menurut Wapres, Polri sebagai garda terdepan dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat akan menjadi pihak pertama yang dicari saat terjadi masalah di suatu daerah. Terlebih dengan kecepatan penyebaran informasi yang sangat cepat melalui media sosial maupun grup obrolan, seperti WhatsApp.

"Kalau Anda lamban, maka kepercayaan orang kepada WA yang tadi hoax jadi tambah besar karena tantangan Anda hari ini berbeda dengan tantangan perwira-perwira polisi 20 tahun lalu," kata dia.

Karena itu, Wapres berharap Sespimmen Polri juga menguatkan pembelajaran teknologi informasi kepada para calon pimpinan polisi di tingkat kepolisian sektor dan resor daerah. "Tantangan sekarang kecepatan yang hanya bisa dilawan oleh kecepatan juga, begitu Anda ketiduran dan tidak menjelaskan itu ke rakyat maka konflik terjadi, itu terjadi di seluruh dunia," kata dia.

Kuliah umum Wapres Jusuf Kalla tentang mengatasi konflik sosial tersebut dihadiri 246 peserta Sispimmnas Polri, termasuk empat peserta warga negara asing, yakni dua anggota kepolisian Fiji, satu orang dari Singapura dan satu anggota kepolisian Timor-Leste.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement