REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ratusan nelayan berkumpul di depan pintu masuk Monas Jalan Medan Merdeka Selatan,J akarta sambil berpidato dan membentangkan spanduk yang bertujuan memperjuangkan kesejahteraan serta menyatakan keprihatinan terhadap sejumlah regulasi.
Aksi nelayan yang berlangsung tertib tersebut dijaga oleh ratusan aparat kepolisian dibantu Satpol PP sehingga tidak menutup jalan raya dan tidak mengakibatkan kemacetan. Siaran pers Front Nelayan Indonesia yang pekan lalu telah disampaikan, menyatakan aksi dilakukan dalam rangka untuk memperjuangkan kesejahteraan mereka serta keprihatinan terhadap berbagai aturan yang dinilai telah memberatkan nelayan.
Sekitar 50 orang perwakilan nelayan se-Jawa telah melakukan konsolidasi di Jakarta, 4 Juli 2017, karena resah atas berbagai kebijakan yang dikeluarkan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Beragam elemen nelayan yang hadir berasal dari sejumlah kota seperti Tegal, Lamongan, Rembang, Pati Juwana, Brebes, Probolinggo, Indramayu, Batang, Sukabumi, Tangerang, Pandeglang, dan Muara Baru.
Kelompok nelayan tersebut mengklaim berjuang untuk mempertahankan hak konstitusional serta berharap Presiden Joko Widodo segera membatalkan berbagai peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan yang dinilai menyengsarakan nelayan.
Sebelumnya, pengamat sektor kelautan Abdul Halim yang menyatakan, nelayan tradisional atau kecil yang tersebar di berbagai daerah perlu mendapatkan peningkatan akses terhadap permodalan guna mengembangkan sektor perikanan di Tanah Air. Menurut Abdul Halim, peningkatan akses permodalan akan sangat membantu para nelayan dalam mengembangkan usahanya serta meningkatkan kesejahteraan keluarganya.