Senin 10 Jul 2017 23:01 WIB

Kapolda Kalsel Minta Polisi Jangan Terlena Soal Terorisme

Rep: Andi Nur Aminah/ Red: Andi Nur Aminah
Ilustrasi polisi.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Ilustrasi polisi.

REPUBLIKA.CO.ID,  BANJARBARU -- Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Selatan Brigjend Rachmat Mulyana mengingatkan jajarannya jangan sampai terlena terkait aksi terorisme yang mengancam anggota maupun markas kepolisian. "Kami minta anggota jangan terlena, karena seperti kata Kapolri, teroris sudah mendekat dan mengancam anggota Polri maupun markas kepolisian," ujar Kapolda di Kota Banjarbaru, Senin (10/7).

Pernyataan itu disampaikan Kapolda Kalsel usai upacara parade dan syukuran HUT Bhayangkara ke-71 yang dipusatkan di lapangan Markas Komando Brigade Mobile Polda Kalsel di Banjarbaru. Menurut Kapolda Kalsel, pihaknya juga tidak mau under estimate atau menanggap remeh terhadap segala sesuatu yang bisa mengancam keselamatan anggota dan markas komando.

"Kalsel memang kondusif, tetapi kami tidak ingin menganggap remeh karena segala kemungkinan bisa saja terjadi sehingga seluruh personel disiagakan mengantisipasi ancaman," ungkapnya.

Ditegaskan, seluruh jajaran Polda Kalsel dalam kondisi siaga dan waspada terhadap segala ancaman terorisme. Sehingga pengamanan ditingkatkan baik secara individu anggota maupun markas. "Seluruh jajaran waspada terhadap segala potensi ancaman dan kami juga sudah instruksikan agar personel yang patroli mengenakan pakaian khusus pelindung tubuh," ucapnya.

Sementara pengamanan di setiap markas kepolisian baik lingkup polda, polres hingga polsek juga ditingkatkan untuk mencegah serangan teroris yang bisa muncul setiap saat. "Kesiapsiagaan personel diperlukan agar bisa mencegah dan mengantisipasi setiap ancaman. Harapan kami seluruh masyarakat juga berperan melaporkan jika ada orang mencurigakan," ujar dia.

Dia mengatakan, aparat Polda Kalsel juga berupaya mencegah gerakan radikalisme yang bisa muncul dan menyebar di tengah-tengah masyarakat. Gerakan ini dikhawatirkan bisa mengancam keutuhan negara kesatuan Republik Indonesia. "Langkah yang kami lakukan yakni mendekati tokoh-tokoh agama karena paham radikalisme bisa dicegah melalui pendekatan agama sehingga masyakat bisa disadarkan," katanya.

Peringatan HUT Bhayangkara ke-71 yang dihadiri pejabat utama Polda Kalsel dan undangan lain diisi dengan demo penanggulangan aksi terorisme yang dilakukan personel gabungan. Demontrasi serangan teroris yang dilengkapi sejumlah ledakan bom hingga aksi seorang teroris yang "meledakan diri" mewarnai kegiatan dan mendapat apresiasi undangan.

sumber : Agency
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement