REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Kondisi memprihatinkan dialami oleh seorang warga di Kecamatan Warudoyong, Kota Sukabumi. Pasalnya, warga yang bernama Ai Atimah (47 tahun) ini mengalami sakit pada kulitnya yang melepuh di hampir semua bagian tubuh.
Ai Atimah yang merupakan warga Kampung Sukasari RT 03 RW 08 Kelurahan Dayeuhluhur, Warodoyong, ini mengalami gejala kulit melepuh diduga setelah mengonsumsi obat yang diberikan oleh puskesmas. Kini dia mendapatkan perawatan intensif di ruang Intensive Care Unite (ICU) RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi.
''Ibu saya mengalami gejala kulit melepuh diduga setelah mengonsumsi obat dari puskesmas pembantu,'' kata putri Ai Atimah, Vera Anjani (21) kepada wartawan di RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi, Senin (10/7). Ia menerangkan, ibunya diberikan obat ketika berobat ke Puskesmas Pembantu Benteng, Kecamatan Warudoyong.
Menurut Vera, ibunya berobat ke puskesmas karena mengeluh sakit panas dingin pada sepekan yang lalu. Pada saat diperiksa di puskesmas, lanjut dia, tim medis puskesmas mendiagnosis ibunya mengalami sakit tifus.
Selepas itu, lanjut Vera, ibunya diberikan obat untuk mengobati penyakit tifus. Namun, lanjut dia, setelah obat tersebut habis, wajah ibunya mengalami bengkak dan kulitnya melepuh.
Melihat gejala itu, ujar Vera, keluarga akhirnya membawa kembali ibundanya ke puskesmas. Dari hasil pemeriksaan, lanjut dia, gejala bengkak tersebut karena iritasi karena sering digaruk dan alergi.
Namun, sambung Vera, kondisi kulit ibunya makin mengkhawatirkan dan akhirnya dibawa ke rumah sakit. ''Kami hanya ingin ibu sehat kembali,'' imbuh dia.
Kepala Bagian Informasi dan Keluhan RSUD Syamsudin SH Kota Sukabumi Wahyu Hardiana menerangkan, pasien Ai Atimah tengah menjalani perawatan di ruang ICU rumah sakit. "Dari pemeriksaan dokter disimpulkan pasien mengalami penyakit kulit akibat alergi dan infeksi atau sindrom Stevens-Johnson,'' ucap dia kepada wartawan.
Wahyu menerangkan, penyebab terjadinya penyakit ini belum bisa diketahui secara pasti. Penanganan pasien ini, kata dia, dilakukan oleh dua dokter spesialis kulit dan kelamin dan bedah plastik.