REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Markas Besar TNI Angkatan Darat menyerahkan penanganan kasus dugaan pengeroyokan Prada Yanuar Setiawan (20 tahun) hingga tewas di Bali kepada polisi. Pengeroyokan Yanuar diduga dilakukan oleh geng motor.
"Sesuai dengan proses penegakan hukum itu diselesaikan kepada polisi. Kami hanya bisa memonitor bagaimana kasus ini diselesaikan. TNI AD percaya Polda Bali akan menyelesaikan masalah itu dengan baik," ujar Kepala Dinas Penerangan TNI AD (Kadispenad) Brigjen TNI Alfret Denny Tuejeh kepada wartawan di sela-sela halalbihalal di Kartika Media Center Dispenad, Jakarta Pusat, Senin (10/7).
Alfret menjelaskan TNI AD secara internal akan melakukan evaluasi terkait sejumlah kasus kekerasan yang mengakibatkan anggota TNI menjadi korban. Selain kasus Prada Yanuar di Bali, dua kasus yang berdekatan terjadi yakni kasus penusukan yang membuat Serda Musaini (55) tewas di Indragiri Hilir (Inhil).
Kasus penusukan juga terjadi di Kemayoran, Jakpus, dengan korban Prada Ananda Puji Santoso. Terkait peristiwa ini TNI AD melakukan evaluasi termasuk membahas ulah geng motor yang membuat resah di masyarakat.
"Kami masih evaluasi. Kepala Staf TNI AD (KSAD) Jenderal TNI Mulyono beberapa hari lalu juga sempat membicarakan hal ini. Apakah geng motor ini sudah terlalu liar dan tidak terkendali? Atau, bagaimana kemudian dari AD kita secara internal akan menyiapkan langkah-langkah untuk menghadapi situasi seperti ini? Terutama yang bersifat internal seperti pembinaan kepada prajurit," kata Alfret.
Jenderal bintang satu ini menyebutkan, tindak kekerasan yang dilakukan oleh geng motor cenderung meningkat. Karena itu, semua prajurit untuk mewaspadainya agar tidak terulang kasus pengeroyokan terhadap anggota TNI AD.
"Satuan-satuan kewilayahan, babinsa dan koramil akan terus memonitor masalah itu. Itu tugas kepolisian, kita hanya membantu polisi terkait kamtibnas," kata dia.