Senin 10 Jul 2017 04:28 WIB

Teror Bom Panci Bisa Marak karena Efek Media Sosial

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Indira Rezkisari
Petugas Kepolisian menjaga rumah kontrakan tempat terjadi ledakan yang diduga Bom Panci di daerah Kubang Beureum kelurahan Sekejati Buah Batu Bandung, Jawa Barat, Sabtu (8/7).
Foto: ANTARA FOTO/Agus Bebeng
Petugas Kepolisian menjaga rumah kontrakan tempat terjadi ledakan yang diduga Bom Panci di daerah Kubang Beureum kelurahan Sekejati Buah Batu Bandung, Jawa Barat, Sabtu (8/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat terorisme Noor Huda mengatakan dalam dunia akademis terutama jika melihat dari sisi 'social movement' atau 'gerakan sosial', maka maraknya teror individu seperti bom panci yang meledak di Bandung ini merupakan terjadinya pergeseran dari sistem kelompok (collective action) menjadi sistem individu yang terkait karena kesamaan ide (connective action). Hal ini dimungkinkan karena maraknya aplikasi dalam IT mulai dari YouTube, Telegram, Twitter, Facebook dan lain-lain.

"Jadi, dulu orang harus ikut dulu dalam jaringan teror baru terlibat teror, sekarang cukup dengan media sosial bisa tersambung," ujar Noor Huda saat dihubungi oleh Republika.co.id, Ahad (9/7).

Noor Huda kemudian menjelaskan motif teror yang terjadi akhir-akhir ini. Motif teror tentu beragam dimulai dari ingin menyerang penolong atau kaki tangan aparat negara seperti polisi hingga penganut agama lain.

"Tetapi yang paling mendasar, kalau kita lihat background para pelaku, mereka terlibat ini tidak secara tiba-tiba. Ada proses yang ditandai dengan perubahan cara pikir dan perilaku. Mereka pelan-pelan menarik diri dari kehidupan normal" katanya.

Selain itu, yang dapat dilakukan oleh negara, kata Noor Huda, adalah menggandeng masyarakat luas untuk terlibat aktif mendeteksi secara dini proses perubahan orang-orang ini. "Tentu ini tidak mudah, karena siapa sangkakan seorang penjual bakso bisa jadi teroris? Nah agar lebih paham, proses mereka inilah perlu penelitian yang mendalam sehingga kebijakan negara menghadapi fenomena ini tidak sembarangan,"  ujarnya.

Sebelumnya, sebuah ledakan terjadi di rumah kontrakan di Kampung Kubang Beureum RT 07 RW 11 Kelurahan Sekejati, Kecamatan Buah Batu, Kota Bandung, Sabtu (8/7) sekitar pukul 15.30 WIB. Rumah kontrakan tersebut dihuni oleh sang pelaku Agus Wiguna (22 tahun) warga Kampung Cibelentuk, Desa Bojong, Kecamatan Bungbulang, Kabupaten Garut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement