REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Gara-gara satu unit truk barang rusak, arus kendaraan mengalami kemacetan panjang di jalan lintas sumatra (jalinsum) Provinsi Lampung, Sabtu (8/7) malam. Kemacetan sudah terlihat mulai dari Natar (Lampung Selatan) hingga Tegineneng (Pesawaran).
Keterangan yang diperoleh Republika, Sabtu (8/7) malam, kemacetan sudah terjadi pada pukul 20.00 WIB, karena satu mobil truk fuso barang patah as roda di mulut jembatan Way Sekampung,Tegineneng. Jalan yang sempit tersebut, membuat arus kendaraan dari Kota Bandar Lampung menuju Branti terpaksa merayap.
Truk yang rusak tersebut, tak bisa dipinggirkan menyebabkan penumpukkan kendaraan yang datang dari Pelabuhan Bakauheni terus bertambah dan padat, sehingga tidak dapat bergerak atau berhenti total. Jalinsum yang selalu padat kendaraan, kerap terjadi kemacetan bilan terjadi kerusakan mobil yang berada di badan jalan.
Apri, warga Mesuji yang bertolak dari Kota Bandar Lampung hendak menuju Simpang Pematang, Mesuji, terjebak di kemacetan antaran Natar dan Branti. Kemacetan terparah berada di kawasan Tegineneng, karena terjadi penyempitan jalan dari jalur dua menjadi satu jalur dan melalui jembatan.
“Sampai jam 9.00 malam ini masih terjadi kemacetan,” kata Apri. Ia tidak dapat melanjutkan perjalanan menggunakan mobilnya, karena jalur sebelah sudah terpakai tiga lajur kendaraan.
Kekesalan terjadi terhadap penumpang pesawat yang hendak menuju Bandar Branti, Lampung Selatan. Mereka terpaksa mencari ojek motor untuk menuju bandara, agar tidak ketinggalan pesawat. Hal sama juga bagi penjemput penumpang di bandara, yang tertahan di jalinsum gara-gara macet berjam-jam.
Kejadian truk rusak atau terguling di jalinsum ruas Natar – Branti, kerap menyebabkan kemacetan berkilo-kilo meter. Jalan alternatif menuju kawasan tersebut tidak tersedia. Akibatnya, bila satu mobil truk terguling sudah diyakini akan terjadi kemacetan panjang. Alternatif untuk kelancaran berpergian menggunakan sepeda motor melalui jalur pinggir.
Ismail, warga Kota Bandar Lampung, berharap pemerintah provnsi atau pemerintah pusat segera memikirkan persoalan yang terus terjadi di jalinsum ruas Natar – Tegineneng. “Ini selalu terjadi macet panjang berjam-jam, sebaiknya dibuatkan jalur alternatif atau jembatan layang, karena ini jalan lintas bebas hambatan,” ujarnya.