Sabtu 08 Jul 2017 15:40 WIB

Komite Warisan Dunia Sebut Ekosistem Leuser Terancam

Resort Sei Betung, Taman Nasional Gunung Leuser
Foto: Ratna Puspita/Republika
Resort Sei Betung, Taman Nasional Gunung Leuser

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sidang Komite Warisan Dunia ke-41 mengeluarkan keputusan dengan suara bulat mempertahankan Hutan Hujan Tropis Sumatra dalam Daftar Warisan Dunia dalam Bahaya mengingat hutan hujan yang penting bagi dunia ini masih terancam.

Pendiri dan Direktur Orangutan Information Centre Panut Hadisiswoyo dalam keterangan tertulisnya diterima di Jakarta, Sabtu (8/7), mengatakan Komite Warisan Dunia telah memastikan perlunya mengambil tindakan tegas untuk mengatasi ancaman yang saat ini dihadapi hutan hujan warisan dunia di Sumatera.

"Kami sangat menghargai sikap komite untuk mempertahankan situs warisan dunia Hutan Hujan Sumatra pada Daftar Warisan Dunia dalam Bahaya, karena kehancuran akibat kegiatan ilegal masih berlanjut hingga hari ini," ujar dia.

Panut yang menjadi juru bicara masyarakat sipil pada pertemuan Komite Waisan Dunia menyambut baik pernyataan Pemerintah Indonesia untuk menghapuskan rencana pengembangan proyek panas bumi di wilayah Situs Warisan Dunia. Dia menambahkan pemerintah juga siap bekerja sama untuk melindungi hutan hujan warisan dunia dengan pembangunan alternatif agar Ekosistem Leuser yang luar biasa ini tetap terjaga. "Sambil mengamankan keutuhan Situs Warisan Dunia Hutan Hujan Tropis Sumatra," kata dia.

Hutan Hujan Tropis Sumatra diajukan oleh Pemerintah Indonesia sebagai Situs Warisan Dunia, dan ditetapkan pada 2004. TRHS berikut hutan hujan dataran rendah dan lahan gambut di sekitar Ekosistem Leuser adalah satu-satunya tempat di Bumi di mana orangutan, badak, harimau dan gajah Sumatra hidup bersama di alam liar dan merupakan sumber air dan mata pencaharian yang penting bagi jutaan orang.

Pada 2011, kawasan tersebut termasuk dalam daftar Warisan Dunia dalam Bahaya karena aktivitas pembalakan liar, perburuan, perluasan kelapa sawit dan fragmentasi hutan hujan utuh untuk jalan baru.

Sejak saat itu, ancaman lainnya muncul termasuk rencana tata ruang Aceh yang cacat, rencana tiga bendungan pembangkit listrik tenaga air dan Proyek Panas Bumi Kappi yang berpotensi menghancurkan jantung Hutan Tropis Situs Warisan Dunia.

Panut dalam pidatonya di Sidang Komite Warisan Dunia ke-41 mengatakan sejalan dengan Pemerintah Indonesia, Orangutan Information Centre berkomitmen untuk menjadikan warisan dunia ini keluar dari daftar bahaya. Namun, hal itu hanya bisa tercapai kalau semua ancaman yang dihadapi dapat ditangani.

"Masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mengembalikan kerusakan yang telah terjadi, dan menghalangi upaya pembangunan jalan atau bendungan baru yang diusulkan untuk dibangun di kawasan Ekosistem Leuser," ujar dia.

Orangutan Information Centre menyatakan siap bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia untuk menjaga warisan dunia ini. Penegakan hukum yang tepat diperlukan untuk mengatasi tingginya tingkat penebangan ilegal, perburuan, perambahan liar dan pembukaan jalan baru, lanjutnya.

Pada kesempatan yang sama, Panut Hadisiswoyo juga menyampaikan kepada 21 anggota Komite Warisan Dunia terkait dukungan petisi dari 14 ribu warga dunia yang peduli dan ikut ambil bagian dalam gerakan Love The Leuser untuk menetapkan Warisan Dunia Hutan Hujan Tropis Sumatra ke pada Daftar Situs Warisan Dunia dalam Bahaya, hingga ancaman terhadap kawasan ini bisa ditanggulangi dan masa depan kelestariannya bisa terjamin selama-lamanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement