REPUBLIKA.CO.ID,LEBAK -- Luas panen padi di Kabupaten Lebak, Banten, mencapai 8.404 hektare selama Juni 2017 dan mampu menyumbang ketahanan pangan di daerah itu.
Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distabun) Kabupaten Lebak, Sabtu (8/7), panen padi pada Juni lalu seluas 8.404 hektare dan dilaporkan 55 hektare mengalami gagal panen. Tanaman padi yang gagal panen atau puso di Kecamatan Malingping disebabkan serangan hama wereng batang coklat (WBC). Produksi pangan mencapai 40.036 ton dengan luas tanam 32.516 hektare. Produksi panen Juni rata-rata 5,8 ton gabah kering pungut (GKP) per hektare.
"Kami menilai produksi pangan dari hasil panen menurun akibat serangan hama WBC dan tikus," kata Supardi, seorang petugas pencacat laporan pertanaman pangan Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distabun) Kabupaten Lebak saat dihubungi di Lebak, Sabtu.
Menurut dia, meski terjadi serangan hama, tetapi tidak berdampak terhadap produksi pangan di Kabupaten Lebak sebab sisa angka tanam seluas 32.516 hektare dipastikan panen berlangsung sampai September. Saat ini petani di berbagai daerah sudah melaksanakan gerakan percepatan tanam sehubungan curah hujan di daerah itu cenderung meningkat. "Kami yakin produksi pangan 2017 surplus, kendati ada serangan hama," ujarnya.
Yadi (55 tahun), petani di Desa Cikatapis, Kecamatan Kalanganyar, Kabupaten Lebak, mengatakan petani memasuki panen padi dari hasil tanam Mei lalu. Kemungkinan panen Juli 2017 cukup bagus dibandingkan Februari lalu yang terserang hama WBC.
"Kami berharap panen tiga petak sawah bisa menghasilkan 30 karung gabah kering pungut sehingga bisa memenuhi persediaan pangan selama enam bulan ke depan," katanya.
Sementara itu, sejumlah petani di Kecamatan Sobang Kabupaten Lebak mengatakan mereka mengembangkan padi lokal pada lahan-lahan persawahan yang tidak begitu luas dan berada di dataran tinggi.
Selain itu, varietas benih yang ditanam bukan padi unggul, seperti ciherang, infari, dan sidenok yang memiliki masa panen tiga bulan. Lokasi Kecamatan Sobang berada di kaki hutan konservasi Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS). Karena itu, areal persawahan di Kecamatan Sobang tidak begitu luas. "Kami panen padi lokal seluas tiga petak itu diperkirakan cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga selama setahun sehingga tidak perlu membeli beras," kata Malik (50 tahun), petani di Kecamatan Sobang.