Kamis 06 Jul 2017 21:37 WIB

Tokoh Agama Berperan Penting untuk Merajut Kebersamaan

Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan Berbangsa dan Bernegara di Desa Cilibang, Kecamataan Jeruk Legi, Cilacap, Jawa Tengah.
Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan Berbangsa dan Bernegara di Desa Cilibang, Kecamataan Jeruk Legi, Cilacap, Jawa Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID,CILACAP -- Anggota Fraksi Partai Gerindra DPR RI Novita Wijayanti mengatakan, peran tokoh agama termasuk para ulama, ustad, dan dai untuk merajut kebersamaan dalam bingkai NKRI sangat penting.

Menurut dia, bangsa dan Negara Indonesia dilahirkan dari pemikiran para tokoh agama termasuk para ulama. "Sudah menjadi tugas para dai untuk menjaga Pancasila dan NKRI, dari berbagai ancaman radikalisme, terorisme, dan perpecahan," ujar Novita dalam keterangannya kepada Republika.co.id, Kamis (6/7).

Penegasan pentingnya peran tokoh agama untuk menjaga kebersamaan dalam bingkai NKRI juga telah disampaikan Novita dalam acara Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan Berbangsa dan Bernegara di hadapan pengurus dan anggota DPC Partai Gerinda serta warga Desa Cilibang, Kecamataan Jeruk Legi, Cilacap, Jawa Tengah, Rabu (28/6) lalu.

Dalam suasana halal bihalal tersebut, Novita menjelaskan bahwa masalah kebangsaan, terorisme dan radikalisme, sangat berpengaruh dengan kondisi bangsa. “Ancaman ini tidak terlepas juga dari aksi militer Filipina terhadap kelompok yang berafiliasi dengan ISIS, ini juga sangat berpengaruh terhadap keamanan NKRI, maka dibutuhkan persatuan dan kesatuan untuk melawan ancaman tersebut,” tegasnya.

Menurut dia, ancaman tersebut bisa dilawan dengan menjadikan Pancasila sebagai perekat persatuan. Ia menambahkan, para dai ustad dan ulama serta tokoh masyarakat sangat penting dalam menegakkan nilai religius dan nilai kebangsaan. “Ini menunjukkan bahwa Pancasila dengan Islam dan agama lain tidak bisa dilepaskan begitu saja, maka dibutuh peran dai ustad dan ulama untuk menentukan betul nasib proses pembangunan bangsa ini ke depan," ungkapnya.

Bagi umat Islam, kata dia, masalah Pancasila dan NKRI sudah selesai, yang berarti tidak perlu diperdebatkan lagi. Menurut Novita, perbedan dan keberagaman adalah sunatullah. Namun, lanjut dia, masalah ini sedang dirongrong oleh kelompok yang tidak bertanggung jawab, yang ingin bangsa dan Negara terpecah belah.

“Jadi masalah kebinekaan dan toleransi bagi para dai ini sudah menjadi platfom bersama yakni Pancasila, karena sikap toleransi dan keberagaman adalah bagaimana kita saling menghormati antar sesama bukan dalam konteks ibadah atau kepercayaan tetapi bagaimana menghargai dan menghormati, maka peranan dai penting untuk meluruskan isu-isu yang berkembang," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement