REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Ratusan wali dan orang tua murid harus rela mengantre sejak Subuh hanya untuk mendapatkan nomor pendaftaran SMK dan SMA negeri di Kota Sukabumi, Jawa Barat.
"Saya sejak pukul 04.40 WIB sudah antre di SMAN 3 Kota Sukabumi, dikiranya saya yang datang paling pagi ternyata sudah ada ratusan orang tua calon murid yang datang lebih dulu," kata salah satu orang tua murid Anne, Rabu (5/7).
Bahkan, tidak sedikit dari orang tua maupun wali calon murid yang kecewa karena tidak kebagian nomor pendaftaran walaupun sudah mengantre sejak Subuh hingga siang hari. Mereka tidak mendapatkan nomor karena pihak sekolah membatasi jumlah pendaftaran.
Jumlah pendaftar ke SMA negeri sederajat di Kota Sukabumi membeludak karena adanya peraturan baru, yakni kewenangan pengelolaan SMA/SMK ditarik Pemprov Jabar, sehingga orang tua calon murid berdatangan dari berbagai daerah.
Selain itu, pihak sekolah pun tidak bisa memprioritaskan warga Kota Sukabumi tetapi harus menampung para pendaftar yang bisa memenuhi persyaratan.
Orang tua calon murid asal Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi, Najmudin, yang juga mendaftar di SMK Negeri I Kota Sukabumi, mengaku harus berjuang datang dan antre ke sekolah favorit di Sukabumi tersebut hanya untuk bisa mendapatkan nomor pendafataran.
"Saya berharap anak saya bisa diterima di sekolah ini karena menjadi favoritnya walaupun di Kabupaten Sukabumi juga banyak sekolah tetapi memilih daftar di SMKN I Kota Sukabumi sebab sudah menjadi cita-citanya apalagi banyak rekannya yang juga mendaftar ke sini," kata Najmudin.
Wakil Kepala SMKN 1 Kota Sukabumi Bidang Kesiswaan Rulli Hamdani mengatakan seharusnya orang tua calon murid bisa lebih sabar karena pendaftaran dibuka selama lima hari terhitung sejak 3 Juli hingga 7 Juli 2017.
Tapi, dia mengakui setelah pengelolaan SMK/SMA ditarik oleh Pemprov Jabar, ada aturan yang berbeda dalam hal penerimaan peserta didik baru (PPDB). Mekanisme ini sudah diatur Dinas Pendidikan Provinsi Jabar sehingga calon pendaftar diharuskan mendaftar terlebih dahulu di operator sekolah yang kemudian diteruskkan ke operator tingkat Jabar.
"Memang setiap harinya kami membatasi jumlah pendaftar agar tidak terlalu membeludak karena masih banyak sekolah negeri lainnya baik di Kota maupun Kabupaten Sukabumi," ujar Rulli.