Rabu 05 Jul 2017 17:23 WIB

20 Persen Anak tidak Sekolah Berada di Jabar

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Nidia Zuraya
Pembukaan diklat pendataan anak usia sekolah tidak sekolah (ATS)  di kantor Kecamatan Indihiang, Rabu (5/7).
Foto: Republika/Rizky Suryarandika
Pembukaan diklat pendataan anak usia sekolah tidak sekolah (ATS) di kantor Kecamatan Indihiang, Rabu (5/7).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Pusat Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (P2 Paud Dikmas) Jawa Barat mendata setidaknya terdapat 600 ribu anak usia sekolah tidak sekolah (ATS) di tahun 2017. Angka itu sekitar 20 persen dari jumlah ATS secara nasional sebesar 2,9 juta.

Kepala P2 Paud Dikmas Jabar, Muhammad Hasbi mengatakan 600 ribu ATS tersebar di semua kota dan kabupaten secara variatif di wilayah Jabar. Ia menilai penyebab tingginya angka ATS karena minimnya sinergitas antar instansi terkait. Sebab menangani ATS merupakan tugas lintas kedinasan dan kementerian.

"Mengapa ini tak maksimal? karena belum sinkron, KIP tidak punya saluran optimal karena kadang target KIP tidak lagi cocok dapat itu. Tentu ini masalah kurang validasi data. Kami kumpulkan semua potensi (lintas kedinasan dan kementerian) agar diolah," katanya pada wartawan dalam kegiatan diklat teknis pendataan ATS di kantor Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya, Rabu (5/7).

Guna mendata ATS, P2 Paud Dikmas Jabar menggelar diklat dengan unsur muspikda dan muspida Pemkot Tasikmalaya dan Pemkab Ciamis. Pemilihan dua Pemda ini lantaran keduanya dinilai proaktif dalam sinergitas pendataan ATS.

"Alasan pemilihan Ciamis dan Tasik karena dukungan baik terhadap program pendidikan, Pemkot Tasik keluarkan surat edaran pendataan ATS hingga level terbawah dan Ciamiskembangkan pendidikan khususnya non-formal," ucapnya.

Ia berharap lewat pendataan ATS maka angka partisipasi kasar dapat meningkat. Dengan meningkatnya angka partisipasi kasar maka berimplikasi pada kenaikan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

"Karena salah satu faktor pembentuknya IPM dari pendidikan dari segi berapa banyak jumlah masyarkaat buta huruf dan berapa yang sekolah," ujarnya.

Diketahui, ATS merupakan anak golongan usia 6-21 tahun yang tidak mengeyam pendidikan. Lewat diklat yang diadakan P2 Paud Dikmas Jabar, diharapkan unsur Muspida dan Muspikda Kota Tasik dapat berperan dalam pendataan ATS. Dalam diklat sendiri diikuti oleh perwakilan Kecamatan, Kelurahan hingga penilik. Usai terdata, ATS diharapkan dapat kembali bersekolah guna memenuhi Program Indonesia Pintar yang digaungkan Presiden Joko Widodo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement