REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Pulau Lombok di Nusa Tenggara Barat (NTB) mulai menancapkan diri sebagai destinasi wisata yang wajib dikunjungi para traveller, baik dalam dan luar negeri.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) NTB Lalu Abdul Hadi Faisal mengatakan kemajuan sektor pariwisata di Lombok tidak lepas dari keterlibatan seluruh pihak, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, para pelaku industri wisata, dan juga masyarakat.
Salah satu yang juga berperan penting dalam pengembangan pariwisata Lombok ialah kehadiran Bandara Internasional Lombok (BIL) di Kabupaten Lombok Tengah yang mulai beroperasi pada 2011, menggantikan Bandara Selaparang di Kota Mataram.
"Momen pembangunan BIL sangat tepat saat pariwisata NTB mulai bangkit. BIL saya nilai punya peran sangat strategis dalam upaya menerima kedatangan wisatawan dengan pelayanan prima," kata Hadi kepada Republika.co.id di Mataram, Rabu (5/7).
Hadi menambahkan, situasi Lombok yang semakin kondusif juga membuat jumlah kedatangan penumpang melebihi ekspektasi publik pariwisata. Hadi mencontohkan pada 2016, di mana diselenggarakan sejumlah event nasional membuat BIL didatangi sekitar 13 ribu penumpang.
Hadi menilai, kualitas infrastruktur BIL yang semakin bagus menjadi salah satu penyebab mulai banyaknya wisawatawan ke Lombok. Selain itu, letak BIL yang berada tidak jauh dari dari Kampung Adat Sade dan kawasan ekonomi khusus (KEK) Mandalika membuka pasar destinasi wisata yang sebelumnya hanya berpusat di Senggigi dan Gili Trawangan.
Hadi juga mengapresiasi arah kebijakan Pemprov NTB dan peran legislatif yang gencar membangun pariwisata, baik dalam skala promosi maupun peningkatan fasilitas penunjang pariwisata.
"Alasan lain ialah masyarakat yang welcome terhadap pendatang dan menerima mereka dengan senyum dan keramahtamahan serta destinasi hingga kuliner Lombok yang semakin variatif," kata Hadi menambahkan.