REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengimbau, masyarakat pedesaan tidak berbondong-bondong datang ke perkotaaan pascalebaran. Selama ini, maraknya pendatang di kota-kota besar kerap menjadi rutinitas tahunan setelah Lebaran.
Heryawan mengatakan, datang kota besar kerap menjadi harapan masyarakat mencari kehidupan yang lebih baik. Padahal, hal tersebut, belum tentu terjadi apalagi jika tidak ada persiapan matang.
"Tentu kepada masyarakat jangan tergiur dengan kota. Boleh jadi kota itu menggiurkan tapi belum tentu ada jaminan keberhasilan jaminan kesuksesan," kata pria yang akrab disapa Aher ini di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Ahad (2/7).
Aher justru berharap, masyarakat pedesaan tetap berasa di kampung halaman untuk mengembangkan desanya. Terlebih, saat ini, sudah banyak program-program pengembangan desa yang biaa dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakatnya. Sehingga tidak perlu merantau ke kota besar.
Menurutnya, pemerintah baik pusat dan provinsi terus berkomitmen dan berupaya membangun pedesaan. Alokasi dana juga dianggarkan sehingga kesejahteraan bisa merata.
"Pemerintah pusat punya program membangun dari pinggiran, ada anggaran APBN untuk desa. Pemprov juga ada bantuan ke semua desa, begitupun kabupaten kota ada ADD (alokasi dana desa) untuk desa-desa," ujarnya.
Meski demikian, ia tidak bisa melarang masyarakat yang ingin merantau ke kota besar. Namun, ia mengimbau bagi warga yang ingin mengadu nasib di kota harus mempersiapkan dengan matang. Mengingat persaingan di kota sangat berat sehingga harus siap dengan resiko kegagalan. Sehingga tidak disarankan bagi yang hanya coba-coba.
"Kalaupun mau coba hidup di kota tolong dipersiapkan, khawatir tidak berhasil di kota dan pulang lagi itu tetap bisa bertahan lagi di desa. Oleh karena itu, kalau ke kota tidak harus jual-jual. Sebab, kalau petani jual sawah ke kota kemudian ke kota nggak berhasil pulang sawah hilang," tuturnya.