Jumat 30 Jun 2017 22:37 WIB

Lakon Bang Marko dan Anak Kampung Tangerang di Youtube

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Muhammad Fakhruddin
Situasi syuting film pendek Deni Creator.
Situasi syuting film pendek Deni Creator.

REPUBLIKA.CO.ID,Oleh: Ronggo Astungkoro

Terinspirasi dari tayangan khas tahun 90-an, yaitu Si Dul Anak Betawi, Deni Atmaja membuat film pendek berseri di kanal Youtubenya. Menggunakan nama akun Deni Creator, ia membuat film pendek dengan mengusung tema komedi.

Pria yang pernah bekerja di stasiun televisi dan membantu proses syuting sinetron itu bekerja sama dengan seniman lokal Tangerang dalam membuat film pendeknya. Bersama dengan Hendy Salimy, yang berperan sebagai Bang Marko, ia sudah membuat 14 film pendek yang diunggah ke Youtube.

Film pendeknya yang paling banyak ditonton berjudul "Film Pendek Lucu Banget Dumb and Dumber Indonesia" dan "Film Pendek Komedi Benar-benar Salah". Film pertama, diunggah pada 15 November 2016 dan sudah ditonton oleh 678 ribu lebih oleh warga internet.

Dalam membuat naskah film pendek ini, selain terinspirasi dari sinetron yang dibintangi Rano Karno tadi, Deni juga terinspirasi dari film-film holywood. Ketika ditemui oleh Republika di sela-sela syutingnya, ia mengatakan, pegiat film dan komedi seperti Adam Sandler dan Kevin Hart juga menjadi inspirasinya.

Humor-humor cerdas tanpa efek suara yang menurutnya 'norak' menjadi ciri khas dari karya-karya Deni. Sebagai penulis naskah dan sutradara film-filmnya, ia tak ingin membuat film komedi yang terkesan murahan. Meski begitu ia juga mengakui bukan berarti karyanya betul-betul bagus dari segi pengambilan gambar dan lainnya.

"Yang bikin beda itu film-film Deni Creator tidak pakai efek suara, seperti 'wakwawawaw' atau suara tertawa dan tepuk tangan. Tanpa suara-suara itu, saya berusaha menghadirkan pesan di balik semua cerita dengan dibalut komedi," kata Deni yang ketika diwawancarai duduk di atas sepeda motornya.

Suasana serius tapi santai terbentuk saat Deni dan kawan-kawan melaksanakan proses syuting yang mengambil latar di perkampungan di Kota Tangerang. Dengan menggunakan satu kamera, satu perekam suara, dan reflektor cahaya, ia biasa melakukan syuting mulai dari pukul 10.00 WIB hingga 17.00 WIB.

"Ini juga yang bikin beda. Masih ada yang membuat konten film dengan sound yang kurang bagus. Saya yang juga belum lama mulai buat-buat sepeti ini ingin film pendek ini kualitas suaranya bagus," jelas Deni.

Kembali ke soal jalan cerita film-film pendek karya Deni. Menurutnya, banyak komentar baik yang datang dari warga internet di kanal youtubenya terkait kisah yang diangkat Deni. Warga internet di sini bukan hanya dari Tangerang atau Indonesia saja, tetapi juga negara-negara luar seperti Malaysia.

Oleh sebab itu, ada beberapa film pendek karya Deni yang menggunakan subtitle di bagian bawah layar. Dengan dialog bahasa Indonesia yang digunakan oleh para aktornya, subtitle yang digunakan oleh Deni berbahasa Inggris.

Dalam memilih pemeran di film-filmnya, Deni bersama dengan Hendy memilih sendiri dari teater-teater yang ada di Kota Tangerang. Salah satunya adalah Avip Pradhana. Ia sudah menggeluti dunia seni peran sejak 2007 di Teater Warung Mangga. Ia diambil oleh Deni dalam proyek film pendeknya karena akting Avip yang bagus.

"Saya tertarik ikut film-film ini karena memang masih dalam ruang lingkuo seni peran. Saya jadi bisa menambah teman dan belajar lebih lagi soal akting di sini," ujar Avip.

Di antara pegiat seni peran yang ada di dalam film-film Deni, terdapat satu pemeran yang tidak memiliki latar belakang seni peran. Dia adalah Shafa Afisah Siregar. Shafa memerankan sosok Marni yang dikagumi oleh Marko, yang diperankan oleh Hendy.

"Pertama diajakin bang Den, terusbsaya lihat film-filmnya lucu gitu. Jadi tertarik deh, apalagi sama yang namanya Marko itu," ucap Shafa dibarengi dengan tawa.

Lebih lanjut, Deni ingin menggarap film-film komedi lainnya dengan latar belakang tempat ikonik di Kota Tangerang. Ia ingin mengangkat tempat-tempat tersebut agar masyarakat selain di Kota Tangerang tahu apa saja tempat-tempat menarik di kotanya yang bisa dijadikan tempat berwisata.

"Kemarin kita ambil gambar dengan latar Sungai Cisadane. Itu kita lakukan biar masyarakat luar tahu apa saja yang ada di Tangerang. Tapi, ketika saya minta izin ke Pemerintah Kota Tangerang untuk menggunakan tempat-tempat itu, saya tidak mendapatkannya," ungkap Deni.

Deni berharap, Pemerintah Kota Tangerang dapat memberikannya izin untuk mengambil gambar di tempat-tempat itu. Dengan menggunakan tempat-tempat itu sebagai latar belakang, para penontonnya di Youtube bisa tahu lebih banyak tentang Tangerang.

"Dengan dukungan mereka, kami jadi bisa syuting di sana. Kami akan ambil gambar tempat-tempat yang ikonik dari Tangerang. Dengan begitu pariwisata Kota Tangerang dapat terangkat juga kan ya?" tutur Deni.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement