REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Selama libur Idul Fitri 1438 Hijriyah pengelola Kebun Raya Bogor-LIPI menambah jumlah petugas kebersihan guna menjaga kebersihan kebun tertua se-Asia Tenggara tersebut.
"Seperti tahun-tahun sebelumnya dalam upaya meningkatkan pelayanan pengunjung, tim kebersihan ditambah," kata Staf Humas Pusat Konservasi Tumbuhan (PKT) Kebun Raya Bogor-LIPI, Ayi Donni Darusallam di Bogor, Kamis (29/6).
Menurut Donni, seiring meningkatnya jumlah pengunjung, jumlah sampah juga ikut meningkat. Agar tidak ada sampah yang mengotori kebun raya, tempat-tempat pembuangan sampah juga diperbanyak.
"Kita tidak ingin ada sampah yang berserakan di Kebun Raya," katanya.
Keberadaan sampah plastik dan kaleng yang ditinggalkan oleh pengunjung menjadi persoalan yang dihadapi Kebun Raya Bogor setiap tahun. Hari pertama Idul Fitri, Ahad (25/6) Kebun Raya Bogor dikunjungi 4.337 wisatawan domestik dan 33 wisatawan asing.
Jumlah tersebut meningkat di hari kedua, Senin (26/6) menjadi 11.186 orang wisatawan domestik dan 48 wisatawan asing. Hari ketiga Selasa (27/6) terjadi peningkatan signifikan jumlah pengunjung Kebun Raya Bogor sebanyak 21.043 wisatawan domestik dan 41 orang wisatawan asing.
Menyusul di hari keempat Rabu (27/6) lonjakan pengunjung masih terjadi, tercatat 23.985 orang wisatawan domestik dan 42 wisatawan asing.
Kepala PKT Kebun Raya Bogor, Didik Widiyatmoko, setiap tahun terkumpul 10 ton sampah plastik dan kaleng dari Kebun Raya Bogor. Menurutnya, sampah plastik dan kaleng tersebut berasal dari pengunjung Kebun Raya Bogor yang belum memiliki kesadaran dan kepedulian membuang sampah pada tempatnya.
Didik mengatakan, produksi sampah plastik di Kebun Raya Bogor berfluktuaatif bahkan lebih dari 10 ton dan trennya terus meningkat setiap tahunnya. "Angka 10 ton ini cukup signifikan, dan merusak estetika serta kebersihan serta kerapian kebun raya," katanya.
Menurut Didik, Kebun Raya Bogor belum memiliki fasilitas pendaur ulang sampah plastik. Kondisi tersebut menjadi persoalan yang terus dihadapi. Selama ini, sampah yang terkumpul dari Kebun Raya Bogor dibuang ke TPA Galuga dan beberapa dimanfaatkan oleh pemulung.
"Sampah akan terus ada dan jadi kendala di kemudian hari jika belum ada kesadaran dari masyarakat akan sampah," kata Didik.