Rabu 28 Jun 2017 15:31 WIB

Polri: Sutradara Anto Galon Terima Banyak Hujatan

Rep: Mabruroh/ Red: Ratna Puspita
Acara Police Movie Festival 2017 yang diselenggarakan Humas Polri di Bunderan HI, Jakarta Pusat, Ahad (16/4) pagi.
Foto: Republika/AlfanTiara Hilmi
Acara Police Movie Festival 2017 yang diselenggarakan Humas Polri di Bunderan HI, Jakarta Pusat, Ahad (16/4) pagi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Rikwanto mengatakan Sutradara film pendek Kau adalah Aku Yang Lain, Anto Galon, menerima banyak respon mengenai karyanya yang menjadi pemenang pada Police Movie Festival IV 2017. Respon itu termasuk banyak hujatan dan ancaman melalui media sosial.

Rikwanto mengatakan film tersebut menerima berbagai tanggapan dari masyarakat. Ada yang pro dan ada yang kontra. Respon tersebut disampaikan langsung melalui akun media sosial Anto Galon.

Berdasarkan penjelasan Anto kepada kepolisian, banyak ancaman dan hujatan yang masuk ke dalam kotak pesan (inbox) akun media sosialnya. "Banyak sekali ancaman dan hujatan, bahkan ada yang melaknat dan mengkafirkan dia," ujar Rikwanto ketika menjelaskan keterangan Anto, Kamis (28/6).

Rikwanto mengatakan Kepolisian sudah bertanya kepada Anto perihal pesan yang ingin disampaikan melalui film yang menuai kesalahpahaman bagi sebagian masyarakat. Rikwanto menambahkan sutradara juga ingin menyampaikan melalui film tersebut tentang toleransi antarumat beragama.

"Dia ingin menggambarkan (dalam film) bahwa Islam itu toleransi. Dia juga berharap penonton jangan terfokus pada tokoh si mbah, dan jangan hanya nonton sebagian," kata Rikwanto.

Si mbah merupakan salah satu karakter dalam film Kau adalah Aku yang Lain. Film itu mempertontonkan adegan si mbah menghalangi sebuah ambulans melintas karena sedang ada pengajian. Padahal, ambulans tersebut sedang membawa orang sakit.

Namun, film itu juga menyuguhkan karakter Muslim lain yang mengingatkan apabila tindakan yang dilakukan oleh tokoh si mbah keliru. Si Mbah akhirnya sadar dan ikut membantu ambulans tersebut lewat.

Anto juga sudah meminta maaf apabila pesan yang ingin disampaikan dalam filmnya tidak sampai sepenuhnya. Akibatnya, film yang sebenarnya ingin menyampaikan pesan Islam sebagai agama yang mengedepankan toleransi justru menjadi kontroversi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement