REPUBLIKA.CO.ID, MEULABOH -- Kemarau panjang melanda satu bulan terakhir membuat tanaman padi pada areal pesawahan petani di Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh, terancam mati karena tidak tersedia air.
"Kalau dalam dua pekan ini tidak juga hujan, otomatis tanaman padi ini tinggal dipotong untuk makanan ternak. Kekeringan dialami sudah sejak ditanam sebelum puasa, lebih satu bulan," kata salah seorang petani, Abdul Manan, di Meulaboh, Rabu (28/6).
Beberapa desa yang mengalami kekeringan pada sawah petani tersebut telah ditanami padi berusia sekitar 1,5 bulan, seperti di Desa Pasie Jambu, Kecamatan Kaway XVI dan Desa Blang Beurandang, Kecamatan Johan Pahlawan.
Tanaman padi yang sudah mulai menguning di areal sawah tersebut seperti telah ditinggal pemiliknya karena tidak lagi dilakukan pemupukan dan pembersihan ilalang saat tanaman padi berusia 2-3 bulan karena kondisi tanah sawah kering dan mengeras.
Bahkan, di areal sawah tersebut juga ada bibit tanaman padi yang belum sempat dicabut untuk disemai pada musim tanam seperti biasanya petani melakukan tabur benih di areal persawahan, kemudian mencabutnya saat berusia beberapa minggu untuk ditanam.
"Bibit itu belum sempat dicabut, saat musim hujan, kemudian hanya satu minggu setelah itu sudah mulai panas. Ada sebagian petani yang menanam padi dalam bulan puasa, selama puasa sudah kemarau," ujar Abdul.
Pada areal sawah petani Desa Blang Beurandang, beberapa kelompok tani sudah mengupayakan mengaliri air ke sawah menggunakan pompanisasi. Bahkan drainase di dekat irigasi sawah juga dibersihkan dan dikeruk dengan alat berat.
Areal sawah petani di Desa Blang Beurandang itu sudah mulai dialiri sawah dengan pompanisasi, walaupun tidak merata semua karena drainase kecil sebagai sumber air tidak menjangkau semua areal pesawahan setempat.
Kondisi tersebut juga terjadi pada beberapa kecamatan lain yang menjadi sentra pertanian tanaman padi seperti Bubon, Samatiga, Woyla. Hanya sawah yang dekat dengan bantaran irigasi atau pun bantaran sungai yang tersedia air mencukupi.
Kabupaten Aceh Barat terdiri dari 12 kecamatan dan memiliki areal sawah mencapai 18 ribu hektare. Sebagian di antaranya merupakan sawah tadah hujan sehingga setiap musim kemarau selalu berpengaruh pada kesuburan tanaman padi.
Saat ini, proses pembangunan saluran irigasi teknik Lhok Guci di Pante Cereumen sedang berlanjut dan diharapkan menjadi penyelamat bagi peningkatan produksi tanaman pangan agar menjadi penyumbang lumbung pangan nasional di Provinsi Aceh.