REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI terpilih Anies Baswedan menghadiri acara perayaan Idul Fitri 1438 H yang digelar oleh ormas Rabithah Alawiyah. Dalam acara yang dihadiri oleh ribuan massa itu, Anies memberi beberapa kata sambutannya.
Anies mengajak seluruh masyarakat agar meneladani semangat yang sudah dirintis oleh para pendahulu. Menurut Anies generasi pendahulu, utamanya di awal perjuangan menuju kemerdekaan, mampu membaca keadaan zaman yang cepat berubah.
Anies merujuk salah satu organisasi Jamiat Khair yang merupakan salah satu pilar pendukung Rabithah Alawiyah di sektor pendidikan. Organisasi Jamiat Khair yang lahir pada 1901 membuktikan betapa generasi para pejuang itu mampu membaca semangat zaman.
Generasi para pendahulu di Indonesia menyadari arti pentingnya organisasi pendidikan yang punya semangat nasionalisme. Dan Jamiat Khair selaku organisasi pendidikan Islam mampu menghadirkan hal itu.
Karenanya, Anies meminta segenap umat dan anak bangsa untuk mencontoh semangat generasi pendahulu itu. "Orang tua-orang tua itu membaca perubahan zaman dengan membentuk organisasi," ujar Anies salam sambutannya di Jakarta, Senin (26/6).
Dan di era saat ini, semangat untuk membaca perubahan zaman sangat penting untuk dilakukan. Sebab zaman berubah begitu cepat. "Kalau kita telat menyadari perubahan kita akan tertinggal," ujar Anies.
Karena itu, pada momen Idul Fitri ini, Anies meminta kepada seluruh hadirin agar memelihara semangat untuk terus meningkatkan diri menjadi lebih baik. Anies pun memuji organisasi Rabithah Alawiyah yang mulai merintis sistem digitalisasi organisasi. Digitalisasi organisasi yang dilakukan Rabithah Alawiyah adalah dengan membuat aplikasi mobile yang mendukung setiap agenda dan program organisasi yang telah dicanangkan.
Hal itu, kata dia, menjadi contoh bagaimana ormas Rabithah Alawiyah membaca perubahan zaman. "Pengembangan aplikasi menjadi contoh Rabithah Alawiyah tak hanya merawat kemarin tapi juga masa depan," ujar Anies.
Anies yang segera menjabat sebagai gubernur DKI pada Oktober 2017 mendatang juga berpesan agar semangat mengedepankan pengetahuan terus disebarkan oleh Rabithah Alawiyah pada seluruh masyarakat di Indonesia.
Sebab, bagi dia, era memajukan bangsa bukan lagi dengan cara membentuk organisasi. Sebab cara berjuang dengan cara organisasi telah dirintis generasi pendahulu lewat pendirian organisasi seperti Jamiat Khair, Rabithah Alawiyah, Sarekat Islam, atau Budi Utomo.
Sedangkan era memajukan bangsa dengan donasi modal juga bukan lagi jalan utama. "Fase sekarang donasi sekarang bukan lagi modal tapi lebih dalam bentuk knowledge (ilmu pengetahuan). Sebab sering bangsa ini kalah karena faktor knowledge (pengetahuan)," ujar Anies.
Karena ini dia mengajak para hadirin agar memperdalam pengetahuan dan keterampilan guna memanfaatkan peluang untuk terus bersaing dengan bangsa-bangsa lain. "Peluang terbuka tapi jika kita tidak siap akan terbuang percuma. Karena itu yang perlu ditambah adalah pengetahuan dan keterampilan," ujar Anies.