REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau menyebutkan hingga kini baru tiga provinsi yang menetapkan status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan atau karhutla.
"Tiga provinsi telah menaikan status jadi siaga, yakni Riau, Sumsel (Sumatera Selatan) dan Kalimantan Barat," ujar Kepala BPBD Provinsi Riau, Edwar Sanger di Pekanbaru, akhir pekan kemarin.
Ia merinci, status siaga karhutla yang ditetapkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau hingga 30 November 2017 merupakan perpanjangan status. Terhitung 24 Januari lalu, provinsi ini telah menaikan status siaga darurat sebagai antisipasi karena luas lahan gambut hampir separuh dari luas daratan, yakni 4,36 juta hektare.
Disusul Sumatra Selatan mulai 30 Januari hingga 30 November 2017, dan terakhir Kalimantan Barat terhitung 1 Juni sampai 31 Oktober 2017. "Maka, penetapan status itu semakin memudahkan kita baik secara administrasi, dan teknis, serta koordinasi dalam penanggulangan karhutla," terangnya.
Ancaman karhutla hingga kini menunjukkan peningkatan di Sumatera dan Kalimantan seiring memasuki musim kemarau kering. "Kita perkirakan itu, puncaknya terjadi di bulan Agustus mendatang. Ketiga provinsi ini, telah lakukan langkah antisipasi," kata dia.
"Provinsi lain yang menyusul yakni Jambi, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur," kata Edwar menambahkan.