Senin 26 Jun 2017 03:59 WIB

Kenangan Masa Kecil Oesman Sapta Saat Lebaran

Rep: Ali Mansur/ Red: Ratna Puspita
Wakil Ketua MPR RI sekaligus Ketua DPD RI Oesman Sapta.
Foto: DPD RI
Wakil Ketua MPR RI sekaligus Ketua DPD RI Oesman Sapta.

REPUBLIKA.CO.ID, Sekitar 1960-an, Oesman Sapta Odang atau yang lebih akrab disapa Oso belumlah seperti sekarang ini, yang dilimpahi kekayaan karena sukses sebagai pengusaha. Oso kecil, seperti kebanyakan teman-teman sebayanya di pesisir Sukadana, Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat.

Ketika itu, Oso kecil masih hidup serba kekurangan di desa. Bahkan untuk bisa mendapatkan baju baru, dia harus menunggu Hari Raya Idul Fitri. Oso mengaku hanya satu kali dalam satu tahun dia dibelikan orang tuanya baju baru, yakni saat Lebaran tiba.

"Saya senang sekali saat Lebaran tiba. Pasti dibelikan baju baru. Waktu kecil, itu senangnya minta ampun. Senang dapat baju baru. Karena selama setahun kan tidak merasakan baju baru, hanya saat Lebaran saja," kata Oso saat ditemui di ruangan kerjanya di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.

Dia menceritakan baju baru menjadikan Lebaran sebagai momen di mana semua orang, baik kaya atau miskin, bisa ikut merayakan. "Karena pasti semua orang merayakan Lebaran. Jadi walaupun saya susah, pasti ikut serta merayakan Lebaran," ujar Oso.

Hal lain yang hanya datang ketika Hari Raya Idul Fitri, yaitu makanan favorit. Oso kecil menyukai Gulai Ikan Sembilang dan Sop Kambing. Namun, tidak setiap saat dia bisa menyantap makanan tersebut.

Ketika kecil, dia hanya bisa menyantapnya pada momen-momen tertentu. Salah satunya adalah adalah saat Hari Raya Idul Fitri.

Oso juga menceritakan kenangan lebaran masa kecil yang penuh kegiatan. Pria yang menjabat sebagai Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI ini mengatakan Lebaran bukan hanya soal silaturahim ke rumah tetangga dan sanak saudara, tetapi juga bermain ke pantai.

Menurut Oso, Sukadana punya pantai yang sangat indah. Bahkan, dia berpendapat, keindahan pantai di Sukadana lebih cantik dari pantai-pantai yang ada di Pulau Bali.

Ketika libur lebaran, banyak orang dari luar Sukadana bertamasya ke pantai ini. Oso dan karib-karibnya pun bermain di pantai ini. "Di Sukadana, Kalimantan Barat, pemadangannya indah sekali. Kampung saya lebih indah daripada Bali. Tapi, popularitasnya jauh dari Bali," kata dia.

Sekarang ini, Sukadana lebih dikenal orang. Jika dulu Sukadana bagian dari Kabupaten Ketapang maka kini menjadi Ibu Kota Kabupaten Kayong Utara. Orang mengenal Sukadana juga lantaran masjid di atas laut.

Masjid di atas laut bernama Oesman Al Khair itu berwarna putih dengan arstitektur khas Timur Tengah. Masjid berwarna putih tersebut pun menuai pujian dari Presiden Joko Widodo. Ketika meresmikan masjid ini, Jokowi menyebutnya sebagai masjid terapung yang indah dan megah dengan latar belakang laut.

Oso turut membangun masjid yang menghabiskan dana Rp 38 miliar itu. Dia mewakafkan tanah dan menyumbang hingga Rp 11 miliar. Namun, Oso tidak menyinggung amal baiknya dalam pembangunan masjid itu. Dia hanya mengungkapkan kebahagiannya Sukadana punya landmark yang bisa dibanggakan.

"(Masjid) Itu kebanggaan kami kalau kembali ke kampung. Alangkah bahagianya orang punya kampung, yang sedih kalau tidak punya kampung," kata Oso, berkelakar.

Oso pun tampak tak sabar untuk mudik ke kampung halamannya, sekitar 1787 kilometer dari Ibu kota. Wajah Oso tampak semringah dan berbinar saat berbicara mengenai mudik lebaran.

Bagi Oso, mudik merupakan kegiatan yang wajib dilakukan setiap tahunnya. Tidak hanya Hari Raya Idul Fitri tetapi juga Hari Raya Idul Adha. Apalagi dengan materi yang berkecukupan saat ini, Oso mewajibkan dirinya berbagi kebahagiaan dengan penduduk di kampung halamannya.

"Kumpul sama orang kampung, sedekah, potong kerbau, makan dengan orang kampung. Mereka (orang kampung) kalau cerita pasti tulus, yang tidak memandang kita siapa. Itu nikmat sekali," kata Oso.

Tidak ketinggalan, di Hari Raya Idul Fitri, politikus yang juga menjabat Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI itu mengajak masyarakat untuk membahagiakan anak yatim dengan bersedekah. Oso mengatakan anak-anak yatim piatu berhak untuk merasakan kebahagian Hari Raya Idul Fitri.

"Mereka harus menikmati apa yang dinikmati oleh anak-anak yang punya orang tua, termasuk kebahagian di saat Lebaran," pesan Oso dengan penuh harap. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement