REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Kota Yogyakarta menggelar Operasi Jogobaran sebagai persiapan menghadapi kunjungan wisatawan selama libur Lebaran yang diperkirakan mencapai 3,5 juta hingga 4,5 juta orang.
"Seperti tahun-tahun sebelumnya, kami akan menjalankan Operasi Jogobaran. Kegiatan ini sudah menjadi kegiatan rutin, namun dengan perbaikan-perbaikan agar pelayanan kepada wisatawan menjadi semakin baik," kata Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti usai melakukan apel kesiapan Operasi Jogobaran di Yogyakarta, Rabu (21/6).
Menurut dia, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kota Yogyakarta selama libur Lebaran tersebut mencapai tiga kali lipat dibanding jumlah warga yang beraktivitas setiap hari di kota tersebut atau hampir 10 kali lipat dibanding jumlah warga Kota Yogyakarta.
Oleh karena itu, lanjut Haryadi, pemerintah memiliki kewajiban untuk menjaga kondisi Kota Yogyakarta agar tetap aman, bersih dan tertib sehingga wisatawan yang berkunjung merasa nyaman. "Kegiatan Operasi Jogobaran ini juga dilakukan untuk mendukung Operasi Ramadniya Progo 2017 yang digelar kepolisian," katanya.
Sementara itu, berbagai hal yang menjadi fokus kegiatan dalam Operasi Jogobaran meliputi stabilisasi harga pangan, ketertiban umum, kebersihan, lalu lintas dan parkir. "Pada tahun lalu, masih ada keluhan dari wisatawan mengenai berbagai layanan seperti harga kuliner yang mahal hingga tarif parkir. Tahun ini, kami upayakan agar keluhan bisa diminalisasi," katanya.
Bahkan Haryadi berjanji akan merumuskan formula penanganan dan pemberian sanksi kepada juru parkir nakal yang menaikkan tarif secara tidak wajar hingga merugikan konsumen.
Sementara itu, Komandan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Yogyakarta Nurwidi Hartana mengatakan, fokus pengamanan Operasi Jogobaran ada di kawasan sumbu filosofis Kota Yogyakarta.
"Ada 17 titik pantau pengamanan operasi yaitu dari Tugu, Teteg Malioboro, sepanjang Jalan Malioboro, Titik Nol Kilometer, Alun-Alun Utara Yogyakarta dan sekitar Jalan Senopati. Selain itu, kami juga siapkan betugas yang memantau berkeliling," katanya.
Nurwidi mengatakan, pengamanan difokuskan di kawasan sumbu filosofis karena menjadi kawasan tujuan wisatawan sehingga membutuhan perhatian dan penanganan khusus. "Meskipun demikian, kami tetap menyiagakan personel Perlindungan Masyarakat (linmas) di wilayah untuk menjaga keamanan dan ketertiban. Ada 30 personel linmas di tiap kecamatan," katanya.