Senin 19 Jun 2017 17:32 WIB

Pelaku Tawuran SOTR Bawa Senjata Tajam

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Ratna Puspita
Petugas membersihkan coretan yang dibuat oleh anak muda sahur on the road (SOTR) di kolong Semanggi, Jakarta Pusat, Rabu (23/7). Kegiatan kongkow anak muda yang medompleng SOTR ini kerap meresahkan. Ada kelompok yang mengakhiri kegiatan dengan menimpuki kantor dan mencoret-coret jalan.
Foto: Republika/Yasin Habibi
Petugas membersihkan coretan yang dibuat oleh anak muda sahur on the road (SOTR) di kolong Semanggi, Jakarta Pusat, Rabu (23/7). Kegiatan kongkow anak muda yang medompleng SOTR ini kerap meresahkan. Ada kelompok yang mengakhiri kegiatan dengan menimpuki kantor dan mencoret-coret jalan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah pemuda terlibat perkelahian saat melakukan Sahur On The Road di sekitar SPBU Penjernihan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (19/6) pagi tadi. Polisi pun mengamankan sejumlah orang yang turut dalam tawuran tersebut.

"Patroli kita kan ada di sekitar istana, kami langsung meluncur ke tempat kejadian. Kami amankan empat orang," ujar Kepala Polres Metro Jakarta Pusat Komisaris Besar Suyudi Ario Seto, Senin (19/6).

Suyudi mengatakan dua dari empat yang diamankan membawa senjata tajam. Dia menyebutkan seorang membawa golok dan satu lainnya membawa cukilan es.

"Empat dua orang ketangkap, dua bawa sajam. Salah satu kelompok membawa atribut bendera bertuliskan VOC," kata dia.

Suyudi menjelaskan tawuran ini bermula ketika dua kelompok SOTR bertemu di depan SPBU Penjernihan. "Jadi rombongan sahur on the road dengan sahur on the road. Biasa ketemu-ketemu kan. Ketemu sama-sama banyak," kata dia.

Namun, salah satu kelompok ternyata membawa senjata tajam sehingga memicu keributan. "Yang dari arah Pejompongan mengarah ke Karet Bivak, tiba-tiba menggunakan senjata tajam," ujar dia.

Suyudi menambahkan tidak ada alasan khusus kedua kelompok berkelahi. Kedua rombongan ini tawuran karena bertemu di jalan. Tawuran itu mengakibatkan 13 orang luka-luka. Polisi masih memeriksa kejadian itu.

Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Mochamad Iriawan menyebutkan, fenomena SOTR ini kerap bersamaan dengan libur sekolah. Karena itu, Polda Metro Jaya mengimbau agar SOTR tidak dilakukan.

Apalagi, dia menambahkan sejumlah daerah juga terindikasi menjadi lokasi terjadinya kekerasan ketika SOTR. Daerah-daerah itu seperti di Sudirman, Thamrin, Senayan, dan Kemayoran.

Iriawan mengatakan polisi menambah jumlah personel untuk melakukan penjagaan. "Kami akan melakukan tindakan tegas terukur nanti masih kalau masih melakukan hal hal merugikan masyarakat," ujar Iriawan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement