Senin 19 Jun 2017 16:36 WIB

Dedi Ragukan Keabsahan Survei Warga Jabar Anti-Pancasila

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Agus Yulianto
 Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi
Foto: Republika/Ita Nina Winarsih
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Ketua DPD Partai Golkar Jabar yang juga Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi, mempertanyakan keabsahan data lembaga survei yang menyatakan tujuh juta warga Jabar menolak Pancasila. Pasalnya, selama ini masyarakat Jabar sangat pancasilais dan toleran, sehingga data tersebut sangat diragukan keakuratannya.

"Saya sering berkeliling dari desa ke desa di Jabar, masyarakat Jabar sangat pancasilais," ujar Dedi, kepada Republika.co.id, Senin (19/6).

Kalaupun ada lembaga survei yang menyebutkan, tujuh juta warga Jabar atau 7,4 persen warga Jabar menolak Pancasila, itu surveinya di mana? Jangan-jangan, hanya disegelintik kelompok ataupun masyarakat saja.

Sebagai warga Jabar, Dedi sangat meragukan keabsahan hasil survei itu. Karena, kata dia, karakteristik warga Jabar sangat kekeluargaan, gotong royong, tolong menolong, dan sangat baik terhadap sesama. Jangankan sesama orang Jabar, dengan pendatang pun masyarakat provinsi ini saling tenggang rasa dan tepa salira.

"Kalau benar ada warga Jabar anti-Pancasila, sebutkan di mana dan siapa saja," ujarnya.

Dengan adanya pernyataan dari lembaga survei ini, jelas warga Jabar tercederai. Sebab, pernyataan tersebut sangat tendensius. Karena itu, untuk membuktikan apakah hasil survei lembaga itu valid atau tidaknya, pihaknya akan meminta institusi Pancasila yang digagas Pemkab Purwakarta untuk melakukan survei tandingan.

Institusi ini akan survei dari desa ke desa, kelurahan, kecamatan, se Jabar. Untuk mengetahui kebenaran pernyataan itu. Bahkan, sampel yang akan diambil jauh lebih banyak lagi. Supaya, hasilnya semakin akurat. Serta, mampu mewakili karakteristik masyarakat Jabar pada umumnya.  "Sehabis lebaran, kita akan meminta institusi Pancasila supaya melakukan survei," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement