REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur mengimbau kepada Warga Negara Indonesia (WNI) yang melakukan mudik Idul Fitri agar menggunakan transportasi resmi.
"Yang pulang mudik gunakan alat angkut yang layak dan jalur resmi. Ingat saudara sedang menunggu di rumah. Jangan sampai gunakan kapal yang tidak layak," ujar Kepala Penerangan Sosial dan Budaya KBRI Kuala Lumpur, Trigustono Supriyanto di Kuala Lumpur, Ahad (18/6).
Dia juga berpesan agar sebelum berangkat ke Indonesia agar menginformasikan rencana kepulangan kepada keluarga di Tanah Air. Trigustono juga menyampaikan salah tugas KBRI adalah memberikan perlindungan kepada WNI.
"Saya memberikan imbauan kepada WNI yang akan urus dokumen konsuler dan imigrasi silahkan datang sendiri ke KBRI. Jangan menggunakan calo. Semua sudah tingkatkan pelayanan," katanya.
Dia mengatakan sekarang semua harus antri dan yang antri ada fotonya kemudian dicocokkan sama tidak dengan fotonya. "Kalau urus langsung tarifnya sesuai ketentuan. Kalau pelayanan tidak sesuai akan ditegur. Kalau sudah diperingatkan tiga kali akhirnya diberhentikan," katanya.
Sementara itu, Atase Perhubungan KBRI Kuala Lumpur Muhammad Abduh telah melakukan pemantauan arus mudik ke perbatasan Tawau, Terminal Sentral Kuching dan Pos Batas Luar Negeri (PBLN) Entikong. Selama di Terminal Sentral Kuching Negara Bagian Sarwak Malaysia telah melakukan "random check" terhadap bus-bus yang membawa warga Indonesia pulang yakni bus DAMRI dan bus SJS.
Dari hasil pemeriksaan mereka memiliki surat yang lengkap dan memiliki standar peralatan yang ada dalam bus tersebut. Kelengkapan tersebut ditunjukkan dengan tersediannya alat pemadam kebakaran, dan alat pemecah jendela.