REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Dilansir dari @TMCPoldaMetro, sekitar pukul 11.11 WIB, terlihat ratusan sopir dan karyawan Transjakarta melakukan mogok kerja dan melakukan aksi unjuk rasa yang berpusat di halte Harmoni. Imbas pemogokan tersebut, pengguna Transportasi milik Pemprov DKI Jakarta itu terpaksa beralih ke moda transportasi lain.
Polri Kompol Kasto telah berupaya melakukan koordinasi dengan karyawan Transjakarta yang melakukan aksi mogok kerja. Upaya koordinasi tersebut juga didampingi oleh Wakadishub DKI demi mencapai kesepakatan damai. Polri juga melakukan pengaturan antisipasi kepadatan di lokasi pemogokan operasi Transjakarta di Kebayoran Lama/Simprung.
Dari pantauan Republika.co.id, terlihat puluhan bus tidak beroprasi dan berjejer sepanjang halte harmoni hingga menara BTN, Jakarta. Sekitar 300 karyawan Transjakarta melakukan unjuk rasa dan aksi mogok kerja yang berpusat di halte Harmoni, Jakarta. Mereka meminta manajemen Transjakarta memperhatikan kesejahteraan karyawan.
Salah satu sopir Bus Transjakarta Yones mengungkapkan, aksi mogok tersebut karena tuntutan kesejahteraan. Ia mengatakan, dalam perjanjian kontrak baru, tertera nilai kontrak yang menyebutkan di atas usia 35 tahun maka otomatis akan diputus kontrak.
Selain itu, aturan tersebut juga melarang karyawan yang memiliki hubungan keluarga seperti suami -istri atau adik-kakak. ''Kalau diputus bagaimana nasib anak bini,'' ucap Yones.
Menurut dia, sopir bus transjakarta yang modok hampir semua operasional dari mulai dari koridor 1, 2, 5, dan 8. Ia mengaku tuntutan ini sebelumnya sudah disuarakan. Tapi karena takut dipecat, mereka tidak berani mogok. ''Puncaknya sekarang, sudah pada nggak tahan,'' jelas Yones.