Kamis 08 Jun 2017 21:25 WIB

Survey SMRC: Pilkada DKI tak Pengaruhi Elektabilitas Jokowi

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Bayu Hermawan
Peneliti SMRC Djayadi Hanan
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Peneliti SMRC Djayadi Hanan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukan Pilkada DKI Jakarta tidak memiliki dampak yang signifikan pada politik nasional. Peneliti SMRC Djayadi mengatakan, selain itu dukungan terhadap tokoh-tokoh untuk menjadi presiden sangat stabil. Jokowi tetap yang teratas, dan tetap diikuti Prabowo di kedua juga dengan posisi relatif stabil.

Dalam pertanyaan terbuka (top of mind), bila pemilihan presiden dilakukan ketika survei dilakukan, maka Jokowi unggul 34.1 persen sedangkan Prabowo memperoleh dukungan dari pemilih spontan sebesar 17.2 persen. "Perbedaan elektabilitas antara Jokowi dan Prabowo sekarang mirip dengan perbedaan elektabilitas SBY dan Megawati pada 2007," ujar peneliti SMRC, Djayadi Hanan, Kamis (8/6).

Pada jarak waktu yang sama, dua tahun menjelang Pilpres 2009, perbedaan elektabilitas keduanya sebesar 16 persen, hampir sama dengan selisih jarak hasil survey antara Jokowi dan Prabowo yang hanya selisih 17 persen. "Dari sisi pemilihan Presiden, relatif tidak mengalami perubahan pasca Pilkada DKI Jakarta," katanya.

Demikian pula pada pada pemilihan partai politik, peta dukungan pada partai politik sebelum dan sesudah tidak mengalami banyak perubahan, terutama di periode Januari dan Mei 2017. PDIP masih teratas (21.7 persen), disusul Gerindra (9.3 persen).

Hasil Pilkada DKI Jakarta 2017 ternyata tidak mempengaruhi elektabilitas Jokowi dan PDIP. Tingkat kepuasan publik pada kinerja Jokowi masih stabil, yakni 67 persen, bahkan sebanyak 69 persen yakin akan kemampuan Jokowi memimpin.

Sementara itu penilaian atas kondisi ekonomi, politik, dan keamanan juga relatif stabil. Sebesar 44.4 persen merasa ekonomi rumah tangganya lebih baik dari tahun lalu, bahkan 62.3 persen optimis keadaan ekonomi keluarga akan lebih baik pada tahun depan. Sejalan dengan itu, penilaian atas kondisi ekonomi nasional juga cenderung positif yakni 57.1 persen.

Kepercayaan kepada institusi politik juga tidak banyak mengalami perubahan. Urutan teratas masih ditempati TNI 90 persen, presiden 86 persen, KPK 86 persen, Polri 77 persen, pengadilan 76 persen, dan kejaksaan 74 persen. Sedangkan tingkat kepercayaan terhadap partai politik lebih rendah ketimbang lembaga-lembaga lain.

Djayadi menambahkan, survei tersebut dilakukan pada 14-20 Mei 2017 melibatkan 1350 responden yang dipilih dengan teknik multistage random sampling dari total populasi nasional yang sudah memiliki hak pilih pada pemilihan umum, yakni mereka yang berumur 17 tahun atau lebih atau sudah menikah ketika survei dilaksanakan. Margin of error survei ini rata-rata +/- 2,5 pada tingkat kepercayaan 95 persen.

sumber : Center
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement