REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pesatnya perkembangan teknologi informasi serta meluasnya penggunaan telepon pintar dan media sosial menuntut semua pihak terutama kepala keluarga, kepala sekolah, kepala daerah dan para pemangku kepentingan untuk membangun budaya literasi. Banyaknya kasus penyalahgunaan media sosial juga banyaknya konflik digital antarpengguna media sosial, disebabkan karena rendahnya budaya membaca dan tingginya budaya copy paste.
Diskusi yang menghadirkan calon Walikota Palembang, Mularis Djahri, ini juga menjadi bursa program calon kepala daerah yang akan ikut serta dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Palembang 2018, khususnya bidang pembangunan budaya baca rakyat. Dalam paparannya, Mularis menyampaikan keseriusannya untuk menumbuhkan minat baca di Palembang.
Mularis menegaskan, budaya baca di Palembang harus segera digalakkan dengan stimulus program literasi berbasis teknologi. "Harus dibuat kebijakan dan aturan agar sarana umum baik milik negara maupun swasta menyediakan pojok baca, taman baca. Semua idealnya ditunjang dengan penyediaan sarana fisik maupun non-fisik," ujar Mularis dalam siaran persnya, Rabu (7/6).
Kemudian untuk fisiknya ada rak buku yang ramah jangkau dan indah, sudah tentu dengan buku-buku bacaan yang sarat pengetahuan, pendidikan dan pembangunan kehidupan harmonis penuh toleransi. Wifi gratis juga diperlukan agar memudahkan pengguna untuk membuka referensi dan mengunduh e-book.
Selain itu, Mularis juga mengatakan, program satu kelurahan satu perpustakaan dan satu lingkungan Rukun Warga satu taman baca, sangat mungkin dilakukan di Kota Palembang. Itu adalah langkah kongkrit untuk menfasilitasi warga agar mau membaca, mau membangun budaya baca, mau mengembangkan ilmu pengetahuan. “Saya akan bersahabat dan berkerja sama dengan para pegiat literasi untuk mencerdaskan warga kota," ujarnya.
Sementra itu, Irfan Makruf dari Gerakan Literasi Palembang menyambut baik paparan Mularis itu dan memintanya untuk komitmen menjalankan program gerakan literasi. Irfan berharap gerakan pembangunan sentra literasi juga didukung dengan teknologi internet sebagai akses informasi.
"Kita manfaatkan kehebatan teknologi sebagai alat untuk membantu gerakan literasi ini, jadi masyarakat semakin mudah untuk mengakses pengetahuan secara luas,” kata Irfan.