Rabu 07 Jun 2017 23:08 WIB

Warga Depok Diminta Waspadai Daging Gelonggongan

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Andi Nur Aminah
 Pedagang daging sapi memotong daging (ilustrasi)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pedagang daging sapi memotong daging (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Permintaan daging yang cukup tinggi jelang Lebaran Idul Fitri kadang dijadikan celah para pedagang nakal yang hanya ingin mencari keuntungan besar. Caranya dengan menjual daging gelonggongan.

Untuk itu, Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKPPP) Kota Depok meminta warga waspada terhadap peredaran daging gelonggongan sehingga tidak menjadi korban kecurangan pedagang daging. "Permintaan daging saat ini meningkat, karena saat Lebaran hampir semua rumah tangga makan daging. Kemungkinan pedagang melakukan kecurangan sangat tinggi, salah satu yang diantisipasi adalah daging gelonggongan. Untuk itu masyarakat harus selektif dalam memilih daging sapi maupun ayam," ujar Kepala DKPPP Farah Mulyati di Balai Kota Depok, Rabu (7/6).

Menurut Farah, daging gelonggongan berasal dari hewan seperti sapi atau ayam yang dimasukkan air secara paksa agar bobot tubuhnya bertambah. Setelah itu, baru disembelih. Hanya bedanya untuk sapi, air dimasukkan dengan mulut lewat bantuan selang. Sedangkan untuk ayam, biasanya disuntikkan cairan ke beberapa bagian tubuh.

"Kondisi basah pada daging, akan mengintervensi bakteri dan bibit penyakit masuk dan mengakibatkan percepatan pembusukan pada daging. Hal ini juga diantisipasi pedagang dengan mencampurkan daging tersebut dengan formalin, sehingga banyak kecurangan berlapis yang dilakukan. Jadi masyarakat harus waspada," imbaunya.

Untuk itu, lanjut dia, pihaknya akan melakukan pemeriksaan secara berkala ke beberapa pasar swalayan dan tradisional. Selain itu juga mengingatkan Rumah Potong Hewan (RPH) untuk mengantisipasi hal tersebut. "Masyarakat juga harus cerdas dalam memilih daging yang aman, sehat, utuh, dan halal (ASUH)," kata Farah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement