REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Bupati Lampung Timur (Lamtim) Chusnunia Chalim memberikan nama bayi betina gajah sumatra (Elephas maximus sumatranus) senama dengannya, yakni Nunik. Prosesi pemberian nama bayi gajah tersebut di hutan Taman Nasional Way Kambas (TNWK), Ahad (4/6).
Setelah pemberian nama, bayi Gajah Nunik sempat dimandikan bupati yang disaksikan sejumlah penggiat satwa di TNWK. Bayi Gajah Nunik, akan ketiga dari gajah induknya bernama Pledo. Gajah Pledo memiliki tiga anak, anak pertama mati, anak kedua jantan bernama Patra (4 tahun), dan ketiga Nunik.
Bupati Lamtim Chusnuniah Chalim mengatakan, usulan nama tersebut diajukan ke Dirjen PKH Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. “Saya usulkan namanya Ninuk, tapi disetujui Nunik (senama dengannya),” kata bupati satu-satunya perempuan di Lampung tersebut.
Bayi Gajah Nunik lahir pada Rabu (31/5). Kehadiran Nunik tersebut menambah daftar panjang penghuni satwa dilindungi tersebut. Sejak kelahiran, Kepala Balai TNWK Lampung Subakir menyatakan nama bayi gajah menunggu kunjungan Bupati Lampung Timur Chusnuniah Chalim pada Ahad (4/6).
Subakir mengatakan Gajah Nunik lahir Rabu (31/5) pukul 6.30 WIB. Kondisi anak gajah tersebut dengan tinggi badan 72 cm, lingkar dada 96 cm dan berat badan 66,3 kg.
Menurut mantan Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Lampung tersebut, pengelola TNWK bersyukur atas kelahiran anak gajah Pledo pada bulan Ramadhan ini dalam keadan sehat dan normal.
Data Wildlife Coservation Socities (WCS) Indonesia menyebutkan, populasi gajah liar di hutan TNWK Lampung masih tersisa 247 ekor. Jumlah tersebut akan menyusut menyusul masih maraknya perburuan liar gajah, untuk mengambil gading dan giginya.
Hasil survei WCS pada 2002 jumlah gajah liar di hutan TNWK sebanyak 220 ekor. Jumlah itu meningkat lebih banyak pada tahun berikutnya. Hasil survei pada 2010 disebutkan jumlah populasinya berjumlah 247 ekor.