Ahad 04 Jun 2017 06:01 WIB

Fahri Hamzah: NTB Bisa Jembatani Agama dan Negara

Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah memberikan keterangan pada wartawan terkait keputusan penggunaan hak angket selepas melaksanakan acara diskusi di gedung Nusantara III, Jumat (28/5).
Foto: Republika/Singgih Wiryono
Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah memberikan keterangan pada wartawan terkait keputusan penggunaan hak angket selepas melaksanakan acara diskusi di gedung Nusantara III, Jumat (28/5).

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menilai Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) bisa menjadi jembatan antara agama dan negara.

"Kita ingin NTB menjadi pusat kecintaan terhadap Tanah Air. Kalau saya mengatakan gugusan NTB ini, kalau dilipat Indonesia itu dari Timur, Barat, Utara, Selatan kira-kira tengahnya NTB, maka bisa kita katakan NTB ini sentra dari Indonesia, maka itu artinya posisi NTB paling moderat. Karena itu, NTB bisa menjadi pusat moderasi dari pandangan kita dalam beragama dan bernegara, karena ada yang ekstrem bernegara dan ada juga yang ekstrem beragama," kata Fahri di Mataram, NTB, Sabtu (3/6).

Menurut Fahri, kehadiran Masjid Hubbul Wathan Islamic Center yang berarti cinta tanah air sebagai ikon baru NTB, membuktikan dari dalam masjid itu, umat Islam menyuarakan cinta dan berbakti kepada bangsa, bahkan menjaga perdamaian negara. Karenanya, kata Fahri, tidak boleh ada lagi yang mempersoalkan kecintaan umat Islam terhadap tanah airnya.

Fahri Hamzah juga menyayangkan tuduhan seolah-olah umat Islam menjadi golongan yang paling sulit dalam berintegrasi dengan NKRI. "Tuduhan itu sangat menyakitkan. Dan harus diakhiri. Karena bagi umat Islam, soal kebinnekaan dan kesetiaan pada Pancasila sudah selesai," tegasnya.

Fahri mengatakan problem negara saat ini bukan soal kebinekaan dan lunturnya komitmen kebangsaan, tetapi problem bangsa ini adalah soal ketidakadilan dan menegakkan keindonesiaan di atas keadilan tersebut. "Jadi ini bukan soal kebinekaan Anda, tetapi keadilan," kata Fahri.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement