Sabtu 03 Jun 2017 14:05 WIB

Psikolog: Anggota Geng Motor tak Punya Nilai Sosial

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Bayu Hermawan
Puluhan tersangka dihadirkan saat rilis hasil operasi cipta kondisi terkait geng motor di Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (2/6).
Foto: Republika/Arif Satrio Nugroho
Puluhan tersangka dihadirkan saat rilis hasil operasi cipta kondisi terkait geng motor di Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (2/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Psikolog Anak dari Universitas Soegijapranata, Semarang Endang Widyorini mengatakan, prilaku para anggota geng motor saat ini bukan lagi tergolong ke dalam kenakalan remaja. Tindakan para anggota geng motor yang sebagian masih duduk di bangku sekolah tersebut menurutnya termasuk ke dalam tindak kriminal karena merugikan dan membahayakan masyarakat.

"Geng motor tidak lagi disebut kenakalan remaja, tapi disebut tindak kriminal karena tindakan mereka sudah merugikan atau membahayakan masyarakat. Tindakan mereka sudah secara jelas bisa dikenakan pasal-pasal tindak kriminal," kata Endang saat dihubungi Republika.co.id, Sabtu (3/6).

Endang melanjutkan, tindakan para anggota geng motor yang tak segan melukai orang sudah terbilang sangat parah. Bahkan, menurutnya remaja yang ikut gabung dalam keanggotaan geng motor tersebut tidak lagi mempunyai nilai sosial dam agama.

"Tindak kekerasan sudah parah. Remaja yang ikut geng motor sudah tidak lagi mempunyai nilai-nilai sosial dan agama," ucap Endang.

Seperti diketahui, Polda Metro Jaya merilis penangkapan puluhan anggota geng motor yang juga melakukan tindak kekerasan dalam aksi kejahatannya. Setidaknya, 28 orang diamankan polisi karena diduga terlibat dalam kekerasan geng motor. Selain menangkap puluhan pelaku, polisi juga menyita berbagai jenis senjata tajam yang digunakan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement