REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) akan merekrut netizen dari kalangan anak muda yang memiliki banyak pengikut untuk menyebarkan pesan damai.
Kepala BNPT Suhardi Alius di Istana Kepresidenan Bogor, Senin (29/5), mengatakan perekrutan anak-anak muda untuk menyebarkan pesan damai merupakan salah satu program deradikalisasi.
"Ada dua program deradikalisasi pertama untuk yang sudah terpapar, dan kedua untuk yang belum terpapar radikalisme," kata Suhardi.
Ia menyebutkan program untuk yang sudah terpapar ditujukan untuk para napi teroris atau keluarganya. Sedangkan rehabilitasi untuk yang belum terpapar radikalisme misalnya dengan merekrut anak muda untuk menyebar pesan damai atau anti-radikal.
Menurut dia, pihaknya juga menjalin kerja sama dengan Polri untuk mengungkap jaringan teroris yang luas. "Jangan sampai terjadi seperti yang kemarin itu," katanya.
Ia menyebutkan, RI memang belum mempunyai UU yang cukup kuat sebagai payung hukum penanganan dan pencegahan terorisme. "Perlu semacam proactive law enforcement, untuk menjemput persiapan-persiapan mereka sehingga dapat digagalkan. Nah sekarang pemerintah meminta agar pembahasan RUU itu dipercepat, supaya kita memiliki langkah hukum untuk bisa mengantisipasinya," katanya.
Ketika ditanya apakah aksi teror di Kampung Melayu dikendalikan dari luar negeri, Suhardi mengatakan mereka melakukan kontak secara online dan offline. "Online itu kan perintah-perintah dari luar. Offline ya mereka bertemu, ini terorganisir. Oleh sebab itu online dan offline harus bisa kami antisipasi," katanya.
Ia menyebutkan dengan semakin terdesaknya ISIS di Syria maka sebarannya sudah ke mana-mana termasuk di Asia Tenggara. "Ini jadi medan magnet tersebut untuk mereka untuk melaksanakan jihad versi mereka yang harus diantisipasi," kata Suhardi.