Senin 29 May 2017 12:10 WIB

Wiranto Cegah ISIS Masuk Indonesia dengan Patroli Maritim

Rep: Santi Sopia/ Red: Ratna Puspita
Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto (kanan) , didampingi Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Purnawirawan ABRI (Pepabri), Jenderal TNI (Purn) Agum Gumelar (kiri)memberikan keterangan pers usai melakukan rapat koordinasi terbatas bersama sejumlah tokoh di Kemenko Polhukam, Jakarta, Jumat (12/5).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto (kanan) , didampingi Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Purnawirawan ABRI (Pepabri), Jenderal TNI (Purn) Agum Gumelar (kiri)memberikan keterangan pers usai melakukan rapat koordinasi terbatas bersama sejumlah tokoh di Kemenko Polhukam, Jakarta, Jumat (12/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto mengatakan serangan kelompok milis Maute di Kota Marawi, Filipina, menjadi sinyal bagi pemerintah untuk mencegah pengaruh ISIS di Indonesia. Pemerintah harus mencegah ISIS membuat basis di Indonesia. 

Wiranto mengatakan pemerintah tidak ingin aksi kelompok milisi Maute yang terafiliasi dengan ISIS menjalar ke Indonesia. "Jangan sampai basis itu bisa menjalar ke indonesia. Pemerintah mencegah pembangunan basis ISIS di Indonesia," kata dia di Pusdiklat BPK RI, Jakarta, Senin (29/5).

Untuk mencegah masuknya pengaruh ISIS dari Filipina Selatan, Wiranto mengatakan, pemerintah memperkuat patroli maritim. "Berikut posisi di darat," kata dia.

Kemenko Polhukam juga sudah membahas serangan di Marawi dengan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dan Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian. Pembahasan terkait upaya untuk membendung potensi adanya penerobosan anggota milisi ke Indonesia.

Sekarang, Wiranto menuturkan, BNPT juga sedang berusaha mengidentifikasi laporan terkait indikasi adanya keterlibatan WNI di sana. "Dan, kita dukung sepenuhnya Filipina segera melakukan serangan-serangan sistematis untuk memperkecil kemungkinan basis di Filipin Selatan terjadi," ujar dia. 

Wiranto menambahkan ISIS melakukan konsep divergensi, menyebarkan ideologi, dan masuk ke wilayah-wilayah lain di dunia, termasuk Asia Tenggara. ISIS masuk ke Filipina Selatan melalui kelompok Maute.

Menurut Wiranto, aktivis ISIS berasal dari berbagai negara karena sebelumnya kelompok teroris di Suriah itu melakukan konsep konvergensi. ISIS melatih simpatisan dari berbagai negara itu dengan kemampuan tempur.

Para simpatisan ini juga dicekoki dengan ideologis ISIS. "Sudah menyebarkan ke seluruh dunia dengan konsep divergensi, termasuk Filipina Selatan," ujar Wiranto. 

Karena itu, Wiranto mengatakan, ada potensi aktivis yang disebarkan itu termasuk dari Indonesia. Sebab tercatat ada 500 dari Indonesia yang berangkat ke Suriah untuk bergabung dalam konsep di sana.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement