Senin 29 May 2017 11:45 WIB

Suaka Via Perkosa: Menguak Kebenaran Perkosaan di Kerusuhan Mei 1998

Reformasi 1998
Foto:
Reformasi 1998

Yang paling kontroversial adalah kisah hoax yang diceritakan seorang gadis keturunan Cina bernama Vivian. Cerita palsu itu muncul pada pertengahan Juni 1998.  Di situ ia mengaku tinggal bersama orang tuanya di lantai 7 sebuah apartemen di kawasan Kapuk, Jakarta Utara.

Saat penyerbuan itu mereka memperkosa Vivian, saudara, tante dan tetangga-tetangganya. Kisahnya ditulis secara deskriptif, detail dan menyentuh, sehingga mampu membangkitkan emosi. Bahkan 'Majalah Jakarta-Jakarta' mengutip cerita perkosaan itu.

Sayang sekali majalah tersebut menyebarkan berita hoax yang mempermalukan bangsa Indonesia.

Di internet pun muncul foto-foto berisi gambar para korban kerusuhan Mei 1998. Sejumlah website memuat foto-foto yang luar biasa sadis dan mencekam, seolah-olah sebagai foto kerusuhan Mei 1998 dan korban-korban perkosaan massal itu.

Tayangan tersebut mengundang emosi luar biasa bagi etnis Cina di seluruh dunia. Mereka menuduh orang-orang Cina di Indonesia akan dibinasakan, seperti kasus The Rape of Nanking, saat pendudukan Jepang ke Cina, pada 1937.

Setelah pengakuan Vivian itu, para wartawan dalam dan luar negeri berupaya menelusuri petunjuk tersebut, Hasilnya nihil.Hal yang sama dialami aparat kepolisian dan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF), hasilnya pun sama, nihil!

Warga di sekitar apartemen yang disebut sebagai tempat tinggal Vivian menjawab, tidak ada dan tidak pernah terdengar adanya  remaja putri Cina yang diperkosa saat kerusuhan Mei 1998.  Beberapa saksi  malah menyebutkan, mereka sudah kabur ke luar negeri sebelum peristiwa kerusuhan itu.

Seperti saran Ghalib, saya pun menemui Moetojib saat kembali ke Jakarta. Ceritanya pun sama. Bangsa Indonesia dipermalukan WNI keturunan Cina yang membuat berita bohong.

Jadi, jika masih ada yang percaya tentang kasus perkosaan massal terhadap WNI keturunan Cina pada Mei 1998, segera beranguslah dari pikiran busuk itu.

 

* Selamat Ginting, Jurnalis Republika

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement