Senin 29 May 2017 09:47 WIB

Kapolres: Tangerang Selatan Masih Aman dari Geng Motor

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Bayu Hermawan
Geng Motor (Ilustrasi)
Foto: Republika/Mardiah
Geng Motor (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Polres Kota Tangerang Selatan meminta masyarakat tidak terpancing dengan isu geng motor yang beredar. Polresta Tangsel memastikan beberapa kasus pembacokan yang terjadi di wilayah Tangsel bukan ulah geng motor.

"Saya tekankan, di wilayah Tangsel belum ada gangster sepeda motor. Pelaku yang kita tangkap dan amankan adalah pelaku kriminal biasa yang menggunakan sepeda motor untuk memudahkannya kabur," ujar Kapolres Tangsel AKBP Fadli Widiyanto, Ahad (28/5).

Fadli tak ingin masyarakat Tangsel takut dan cemas akibat meruaknya isu ini. Untuk itu, ia menyebutkan, para pelaku yang ditangkapnya bukan gangster karena mereka tidak terorganisir. Selain itu, para pelaku tersebut juga tidak memiliki pemimpin, markas, identitas atau ciri kelompok, dan anggota tetap.

"Sehingga, kita tidak bisa menyebut mereka sebagai gangster agar masyarakat Tangsel tidak cemas dan takut. Para pelaku hanya meniru apa yang mereka lihat di berita-berita dan media sosial atau lebih ke imitation of crime," katanya.

Ia pun mengimbau warga Tangsel untuk segera melaporkan ke pihak kepolisian apabila melihat kejadian tersebut. Fadli juga meminta warga Tangsel untuk memberikan informasi terkait kegiatan yang diduga rawan terjadi perkelahian dan tawuran.

"Juga para orang tua agar mengawasi anak-anaknya. Baik ketika akan berpergian, maupun teman-temannya," ucapnya.

Dalam mengatasi tindakan-tindakan yang tidak diinginkan itu terjadi, jajaran Polres Tangsel melaukan tindakan prefentif dan juga represif. Secara prefentif, mereka akan melakukan patroli dan penjagaan di titik kumpul anak-anak, terutama yang menggunakan sepeda motor. Kemudian, kepolisian juga melakukan penjagaan terhadap daerah-daerah yang sering terjadi tawuran.

Tindakan represif yang dilakukan oleh kepolisian Polres Tangsel berupa melaksanakan razia terhadap kumpulan orang-orang dan anak-anak yang menggunakan sepeda motor. Kemudian, mereka juga melakukan penangkapan para pelaku penganiayaan agar tak terjadi aksi balas dendam. Penahanan pun dilakukan terhadap para pelaku tersebut sebagai bentuk proses hukum.

"Kami melakukan razia terhadap orang atau anak yang menggunakan sepeda motor karena sepeda motor merupakan sarana bagi para pelaku untuk melarikan diri," ungkap Fadli.

Belakangan ini, kasus pembacokan beberapa kali terjadi di wilayah Tangsel. Pada 16 Mei lalu, kepolisian Tangsel melakukan penangkapan terhadap pelaku penganiayaan remaja di Situ Gintung, Ciputat, Tangsel. Sehari sebelumnya, polisi juga melakukan penangkapan pelaku penbacokan terhadap dua remaja usai solat subuh.

"Ada juga kasus tawuran antar warga, kebetulan warga menggunakan motor untuk melarikan diri dari upaya pembubaran Petugas Polri. Lalu itu dibilang Geng Motor. Beberapa kasus lain dengan tersangka yang berhasil kita amankan juga dibilang geng motor padahal bukan," ujar Kasatreskrim Polres Tangsel AKP Alexander Yurikho, Senin (29/5).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement