REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepolisian terus memburu anggota kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Polisi mengidentifikasi dua anggota JAD sel Bandung Raya, Ichwan Nursalam dan Ahmad Syukri, sebagai pelaku pengeboman di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu (24/5) malam.
Kepala Kepolisian RI Jenderal Tito Karnavian mengatakan kepolisian terus mengejar orang-orang yang tergabung dalam JAD. "Termasuk nama Ahmad Kurnia, Nur salam, masuk radar densus. Dilakukan pengejaran," kata dia di Terminal Kampung Melayu, Jumat (27/5).
Mantan kepala BNPT ini mengaku menyesalkan pengeboman yang terjadi di Kampung Melayu. Menurut Tito, kepolisian sudah beberapa kali menggagalkan upaya kelompok ini melakukan aksi teror seperti penangkapan di Waduk Jatiluhur pada Desember tahun lalu. "Tapi, mereka juga sudah belajar cara hindari deteksi intelijen kepolisian," kata Tito.
Kendati demikian, Tito meminta masyarakat tidak perlu panik. Aksi di Terminal Kampung Melayu dilakukan oleh kelompok kecil yang tidak perlu dikhawatirkan. Kepolisian juga sudah memiliki data mengenai sel-sel dalam kelompok ini. Tito sudah memerintahkan jajarannya untuk mengejar kelompok ini. "Kita sudah berkali kali menangani kasus serangan teror, saya yakin kita semua kuat," ujar dia.
Aksi di Terminal Kampung Melayu menyebabkan 15 orang menjadi korban, terdiri atas sepuluh anggota kepolisian dan lima warga sipil. Dari sepuluh polisi, tiga orang meninggal dunia, enam orang terluka, dan satu orang trauma.
Tiga anggota Polri yang gugur akibat peristiwa itu, yaitu Bripda Imam Gilang asal Klaten, Bripda Ridho Setiawan dari Lampung, dan Bripda Taufan asal Bekasi. Selain polisi, ada warga sipil juga kena imbas ledakan tersebut. Dua pelaku pengeboman juga tewas dalam kejadian itu.
(Baca Juga: Tito Klaim 120 Polisi Jadi Korban JAD)