Jumat 26 May 2017 19:23 WIB

Operasi Komersial Pabrik Semen Indonesia di Rembang Dimulai Juli

Rep: Binti Sholikah/ Red: Angga Indrawan
Lokasi pabrik PT Semen Indonesia (Persero) di Kecamatan, Gunem, Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah.
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Lokasi pabrik PT Semen Indonesia (Persero) di Kecamatan, Gunem, Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA - PT Semen Indonesia (Persero) Tbk berencana mengoperasikan pabrik semen di Rembang secara komersial pada Juli 2017. Sejak tahun lalu, pabrik semen di Rembang telah beroperasi namun belum tercatat sebagai pendapatan perusahaan.

Sekretaris Perusahaan PT Semen Indonesia, Agung Wiharto, mengatakan operasi percobaan pabrik semen di Rembang telah dimulai sejak tahun lalu. Ia berharap operasi percobaan bisa selesai pada semester pertama tahun ini. Nantinya produk semen dari pabrik di Rembang tetap diberi label Semen Gresik.

"Kami berharap Juli itu sudah masuk komersial. Komersial itu artinya barang yang dijual sudah menjadi revenue. Kalau sekarang operasi percobaan, barang yang dijual masuk ke proyek. Tapi kalau komersial itu tercatat revenue Semen Indonesia Grup sebagai pendapatan," jelasnya kepada wartawan seusai acara diskusi tentang industri semen, di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Jumat (26/5).

Menurutnya, operasional semen di Rembang tersebut tidak mengambil Cekungan Air Tanah (CAT) Watuputih. Sebab, Semen Indonesia menghormati hasil keputusan rapat di kantor Staf Presiden bulan lalu yang tidak memperbolehkan menambang di kawasan tersebut. Sehingga bahan produksi untuk pabrik semen di Rembang diambil dari Tuban.

"Kami tidak boleh dulu menambang sampai ada penelitian lebih lanjut dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk memastikan apakah lokasi tersebut layak tidak untuk ditambang atau apakah tambang itu masuk Kawasan Bentang Alam Karst (KBAK). Meskipun data-data pendukung yang ada mengatakan itu bukan. Tetapi kami hormati saja," ungkapnya.

Ia menyebut kapasitas produksi pabrik Semen Indonesia di Tuban mencapai 14 juta ton per tahun. Sementara pabrik di Rembang memiliki kapasitas produksi 3 juta ton. Namun, diperkirakan tahun ini pabrik di Rembang hanya bisa memproduksi 1 juta ton karena dioperasionalkan pada pertengahan tahun. "Pabrik baru enggak bisa 3 juta ton langsung. Pabrik baru itu biasanya 60-70 persen dari kapasitas," imbuhnya.

Di sisi lain, Agung menyatakan Semen Indonesia tetap menunggu hasil kajian lingkungan hidup strategis (KLHS) kedua. Jika nantinya diputuskan daerah tersebut termasuk KBAK maka Semen Indonesia tidak akan menambang. Namun, ia juga meminta semua pihak yang berkepentingan agar tidak mempengaruhi proses KLHS sehingga hasilnya bisa independen. "Kalau seandainya KBAK ya kami akan cari alternatif untuk penambangan. Kami tidak akan ke sana," ucapnya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement