Kamis 25 May 2017 18:00 WIB

Sekolah Sungai Bagian Dakwah Muhammadiyah

Peresmian sekolah sungai PP Muhammadiyah
Foto: Muhammadiyah
Peresmian sekolah sungai PP Muhammadiyah

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Berbagai kegiatan praktis di tingkat komunitas dalam meningkatkan kesadaran perilaku masyarakat terhadap lingkungan juga menjadi fokus kegiatan Majelis Lingkungan Hidup (MLH) PP Muhammadiyah. Antara lain melalui pendampingan pada komunitas sungai, takmir masjid, ibu rumah tangga, dan berbagai komunitas lainnya. 

Bersama komunitas sungai ini, MLH telah meluncurkan program Sekolah Sungai pada Kamis (18/5) lalu. Program ini mulai dilaksanakan pada Ramadhan 2017 ini di bantaran Kali Code, Kota Yogyakarta.

Melalui program ini, MLH PP Muhammadiyah akan menanamkan pemahaman dalam memperlakukan air dan sungai serta memeliharanya secara baik dan benar bukan hanya secara pemahaman lingkungan, tetapi juga agama.

Ketua Majelis Lingkungan Hidup Muhammadiyah, Muhyidin Mawardi, menyampaikan Sekolah Sungai ini merupakan program majelisnya yang sudah dirancang dari beberapa waktu lalu. 

Diungkapkan, sekolah ini menjadi institusi pendidikan berbasis sungai satu-satunya di Indonesia. "Dalam sekolah ini kami mengedepankan pendidikan non-formal. Artinya siapa saja bisa ikut dalam kegiatan Sekolah Sungai. Terbuka untuk siapapun, bukan hanya untuk orang Muslim saja," kata Muhyidin.

Menurut dia, Sekolah Sungai juga merupakan bagian dari dakwah Muhammadiyah. Salah satunya dengan cara memuliakan air dan melestarikan lingkungan hidup. Muhyidin berharap semoga keberadaan Sekolah Sungai menjadi amal ibadah bagi para penggagas dan orang-orang yang terlibat di dalamnya.

Sementara itu, Sekretaris MLH PP Muhammadiyah, Gatot Supangkat, menambahkan untuk tahap awal, Sekolah Sungai akan diikuti para takmir masjid se-Kota Yogyakarta. “Kenapa takmir masjid karena pendekatan kita adalah pendekatan teologi terhadap lingkungan dan takmir masjid akan lebih cepat menangkap ini," ujarnya. 

Melalui program ini, kata dia, MLH menggunakan pendekatan teologi untuk melakukan gerakan restorasi sungai. Hal ini kata dia, sangat penting karena sungai menjadi hal yang cukup sentral dalam penanganan krisis air. Sungai menjadi jalur air dari hulu hingga hilir, dari sumber mata air hingga lautan. 

Jika sungai ini tiada maka sumber mata air pun tidak akan bisa dimanfaatkan manusia. Oleh karenanya sungai menjadi titik sentral dalam penyelamatan air. Dari Yogyakarta, program ini juga akan diluncurkan di beberapa daerah di Indonesia. 

Dengan gerakan masif melalui pendidikan di Sekolah Sungai ini, MLH PP Muhammadiyah berharap ada gerakan masif dalam restorasi sungai dan air di Indonesia. Program lain yang mendapat sambutan baik dari masyarakat dan telah dikembangkan di beberapa daerah adalah program sedekah sampah. 

Melalui program ini masyarakat baik kaya maupun miskin didorong menyedekahkan sampah yang mereka miliki. Takmir masjid yang dibina untuk menjadi pengurus dalam program tersebut. Salah satu masjid yang sukses menjalankan program ini adalah Masjid Al-Muharrom di Kampung Brajan, Tamantirto, Kasihan, Kabupaten Bantul. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement