REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak Seto Mulyadi menyayangkan lambatnya penanganan dan antisipasi dalam mencegah tindakan brutal geng motor yang kebanyakan terdiri dari anak usia sekolah. Menurut pria yang akrab disapa Kak Seto ini, tindak anarkis dan mencemaskan dari geng motor ini, tidak lain karena kurangnya wadah yang tersedia bagi anak untuk menyalurkan potensi mereka yang sedang menggebu-gebu.
"Berarti kita kalah gesit kalah peduli terhadap anak anak," ujar Kak Seto saat diwawancarai Republika.co.id, Kamis (25/5).
Menurut Kak Seto, kurangnya wadah dan apresiasi dari lingkungan sekitar anak, baik keluarga, sekolah atau masyarakat membuat anak mencari tempat yang dapat mengapresiasi mereka, termasuk kelompok yang menyimpang seperti geng motor atau narkoba. Pada saat mereka mendapatkan apresiasi di kelompok tersebut (geng motor), maka mereka akan semakin terpacu untuk melakukan sesuatu yang membanggakan kelompok mereka, termasuk membunuh atau tindakan radikal lain.
"Remaja ini yang kemungkinan tidak dihargai di rumah, makanya begitu ada kelompk yang mengapresiasi mereka ya itu yang menjadi pilihan mereka," kata Kak Seto.
Pemberian hukuman kepada pelaku geng motor, menurut Kak Seto seperti tindakan pemadaman api, yang hanya dilakukan ketika api sudah besar. Padahal, lanjut dia, ada banyak cara untuk mengantisipasi kebakaran tersebut. "Jadi kita jangan hanya menghukum pelaku setelah kejadian terjadi tapi juga harus melakukan penanggulangan dan antisipasi," kata dia.
Peran masyarakat dan aparat lingkungan seperti RT, RW, lurah, Camat, Gubernur bahkan Presiden perlu menunjukkan kepedulian kepada anak dan menjadi sahabat bagi anak. Langkah yang daoat diambil dengan menyediakan wadah untuk anak menyalurkan potensi mereka, bukan hanya dibidang akademik, tapi juga bidang kesenian, olah raga, dan lain-lain.
"Kita semua harus memberdayakan seluruh masyakarat untuk memperdulikan anak, agar anak merasa diperhatikan. karena kalau tidak geng geng menyimpang itu yang akan menyediakan wadah dan menarik anak," ujar dia.
Sebelumnya, beredar rekaman video yang viral melalui media sosial berisi aksi kekerasan sekelompok orang terhadap beberapa pengendara motor yang diduga terjadi di kawasan Lenteng Agung, Jakarta Selatan.
Petugas Polres Metro Jakarta Selatan melakukan patroli besar dengan melibatkan unsur TNI guna mencegah aksi brutal geng sepeda motor terhadap masyarakat. "Saya sudah menerjunkan anggota patroli besar dengan TNI AD, AL dan polisi militer terkait isu itu (geng motor) jadi kami antisipasi," kata Kapolres Metro Jakarta Selatan Komisaris Besar Polisi Iwan Kurniawan di Jakarta Rabu (24/5).