Selasa 23 May 2017 00:09 WIB

Ketika Panglima TNI Membaca Puisi Denny JA

Panglima TNI, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo saat berpidato di hadapan peserta Rapat Koordinasi Teknis Hukum (Rakorniskum) TNI tahun 2017, yang mengangkat tema “Melalui Rakorniskum TNI Kita Mantapkan Sinergitas Penegak Hukum Guna Terwujudnya TNI Yang Kuat, Hebat, Profesional dan Dicintai Rakyat Dalam Rangka Mendukung Tugas Pokok TNI”, bertempat di Aula Gatot Subroto Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (26/4).
Foto: Puspen TNI
Panglima TNI, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo saat berpidato di hadapan peserta Rapat Koordinasi Teknis Hukum (Rakorniskum) TNI tahun 2017, yang mengangkat tema “Melalui Rakorniskum TNI Kita Mantapkan Sinergitas Penegak Hukum Guna Terwujudnya TNI Yang Kuat, Hebat, Profesional dan Dicintai Rakyat Dalam Rangka Mendukung Tugas Pokok TNI”, bertempat di Aula Gatot Subroto Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (26/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo membacakan puisi Denny JA soal ketidakadilan sosial dalam Rapimnas Partai Golkar di Balikpapan, Kaltim, Senin (22/5).

"Potongan video itu diupload Denny JA di akun twitter dan facebooknya," kata Penggagas Anti Diskriminasi Denny JA dalam keterangan persnya di Jakarta, Senin (22/5).

Menurutnya, puisi yang dibacakan Panglima TNI itu itu memang kental isu ketidakadilan sosial yang relevan dengan isu saat ini. Antara lain bunyinya "Desa semakin kaya tapi bukan kami punya. Kota semakin kaya tapi bukan kami punya"

Denny mengaku mendapatkan video itu dari salah seorang pengurus Partai Golkar bidang komunikasi dan media.

"Saya senang jika semakin banyak pemimpin membaca puisi," ujarnya.

Denny mengapresiasi Panglima TNI yang memang peka dengan batin masyarakat. "Tentu pak Gatot juga merasa isu ketidakadilan sosial adalah penyakit masyarakat," katanya.

Denny JA's World pada Senin 22 Mei 2017 di media sosial Youtube mengunggah video Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo saat membacakan potongan puisi Denny JA di acara Rapimnas Partai Golar di Balikpapan, Kaltim.

Berikut naskah asli puisi milik Denny JA

Tapi Bukan Kami Punya

Oleh Denny JA

Sungguh Jaka tak mengerti

Mengapa ia dipanggil polisi

Ia datang sejak pagi

Katanya akan diinterogasi

Dilihatnya Garuda Pancasila

Tertempel di dinding dengan gagah

Terpana dan terdiam si Jaka

Dari mata burung garuda

Ia melihat dirinya

Dari dada burung garuda

Ia melihat desa

Dari kaki burung garuda

Ia melihat kota

Dari kepala burung garuda

Ia melihat Indonesia

Lihatlah hidup di desa

Sangat subur tanahnya

Sangat luas sawahnya

Tapi Bukan Kami Punya

Lihat padi menguning

Menghiasi bumi sekeliling

Desa yang kaya raya

Tapi Bukan Kami Punya

Lihatlah hidup di kota

Pasar swalayan tertata

Ramai pasarnya

Tapi Bukan Kami Punya

Lihatlah aneka barang

Dijual belikan orang

Oh makmurnya

Tapi Bukan Kami Punya

Jaka terus terpana

Entah mengapa

Menetes air mata

Air mata itu Ia yang Punya

-000-

Masuklah petinggi polisi

Siapkan lakukan interogasi

Kok Jaka menangis?

Padahal ia tidak bengis?

Jaka pemimpin demonstran

Aksinya picu kerusuhan

Harus didalami lagi dan lagi

Apakah ia bagian konspirasi?

Apakah ini awal dari makar?

Jangan sampai aksi membesar?

Mengapa pula isu agama

Dijadikan isu bersama?

Mengapa pula ulama?

Menjadi inspirasi mereka?

Dua jam lamanya

Jaka diwawancara

Kini terpana pak polisi

Direnungkannya lagi dan lagi

Terngiang ucapan Jaka

Kami tak punya sawah

Hanya punya kata

Kami tak punya senjata

Hanya punya suara

Kami tak tamat SMA

Hanya mengerti agama

Tak kenal kami penguasa

Hanya kenal para ulama

Kami tak mengerti

Apa sesungguhnya terjadi

Desa semakin kaya

Tapi semakin banyak saja

Yang Bukan Kami Punya

Kami hanya kerja

Tapi mengapa semakin susah?

Kami tak boleh diam

Kami harus melawan

Bukan untuk kami

Tapi untuk anak anak kami

-000-

Pulanglah itu si Jaka

Interogasi cukup sudah

Kini petinggi polisi sendiri

Di hatinya ada yang sepi

Dilihatnya itu burung garuda

Menempel di dinding dengan gagah

Dilihatnya sila ke lima

Keadian sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Kini menangis itu polisi

Cegugukan tiada henti

Dari mulut burung garuda

Terdengar merdu suara

Lagu Leo kristi yang indah

Salam dari Desa

Terdengar nada:

"Katakan padanya padi telah kembang

Tapi Bukan Kami Punya"

Mei 2017

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement