Ahad 21 May 2017 19:02 WIB

Pemudik Diminta tak Naik Bus tanpa Stiker Kemenhub di Kaca Depannya

Rep: Sapto Andika Candra, Sri Handayani/ Red: Reiny Dwinanda
Para pemudik berdesakan saat akan menaiki bus jurusan Bandung-Tasikmalaya, di Terminal Cicaheum, Kota Bandung, Ahad (3/7/2016)
Foto: Mahmud Muhyidin
Para pemudik berdesakan saat akan menaiki bus jurusan Bandung-Tasikmalaya, di Terminal Cicaheum, Kota Bandung, Ahad (3/7/2016)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meminta pemudik lebih berhati-hati dalam memilih bus yang akan mengantarkan mereka ke kampung halaman. Budi menyarankan agar pemudik untuk tak menaiki bus yang tidak memiliki stiker resmi dari kementeriannya.

Permintaan tersebut Budi ajukan mengingat sejumlah insiden fatal menyangkut bus yang remnya tak berfungsi. Budi menjelaskan bus yang telah ditandai dengan stiker resmi Kemenhub berarti telah lulus pengecekan rutin.

Proses pengecekan rutin dilakukan oleh Dinas Perhubungan di setiap provinsi bekerja sama dengan Organda. Bus yang telah menjalani pengecekan rutin akan mendapatkan stiker di bagian kaca depannya. 

"Kalau nggak ada stikernya, nggak usah naik," kata Budi usai membuka Pekan Keselamatan Nasional 2017 di Terminal Bus Terpadu Pulo Gebang, Ahad (21/5).  

Berdasarkan laporan yang ia terima, Budi mengatakan sekarang ada yang bus yang beroperasi tanpa menjalani uji kir dan bahkan ada yang tidak terdaftar. "Bagaimana mau selamat kalau tidak terdaftar," ujarnya retoris.

Selain itu, Budi juga mengimbau masyarakat untuk tidak mudik dengan menunggang motor. Pertimbangan itu ia sampaikan dengan dasar data statistik Polri yang menunjukkan angka kematian tertinggi dalam kecelakaan lalu lintas disumbang oleh pengendara motor roda dua. 

Sebagai alternatif angkutan mudik, Budi mengungkapkan pemerintah akan menyediakan 208 ribu kursi mudik gratis dan jasa angkutan motor gratis sebanyak 40 ribu unit untuk periode arus mudik 2017. 

"(Motor) jangan dikendarai. Itu bahaya. Bisa dibayangkan, sejam ini empat orang meninggal di Indonesia karenanya," kata Budi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement