Ahad 21 May 2017 12:36 WIB

Polisi: Jangan Berenang di Pantai Selatan Garut

Penemuan korban tenggelam di pantai Rancabuaya, Garut pada Jumat, (19/5) pukul 11.30 WIB atas nama Syaefullah. P
Foto: dok.Kantor SAR Jabar
Penemuan korban tenggelam di pantai Rancabuaya, Garut pada Jumat, (19/5) pukul 11.30 WIB atas nama Syaefullah. P

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kepala Satuan Polisi Air dan Udara Polres Garut, AKP Tri Andri, mengingatkan wisatawan untuk tak berenang di sepanjang pantai selatan Kabupaten Garut, Jawa Barat. Kawasan tersebut berbahaya karena memiliki arus ombak yang besar dan kuat.

Tri menjelaskan tak ada lokasi yang aman untuk berenang di sepanjang 84 kilometer pantai laut selatan Kabupaten Garut. Di sana, ada 11 objek wisata mulai dari perbatasan dengan Kabupaten Cianjur sampai dengan Kabupaten Tasikmalaya

"Jadi, silakan berenang di kolam renang," kata Kepala Satuan Polisi Air dan Udara Polres Garut, AKP Tri Andri kepada wartawan, Minggu.

Selama 2017 ini, Tri mencatat empat kasus wisatawan terbawa arus dengan jumlah korban jiwa mencapai sembilan orang. "Kejadian-kejadian yang menimpa wisatawan itu disebabkan karena pengunjung tidak taat aturan dan keselamatan diri," kata Tri.

Pada awal Januari lalu, mahasiswa Unikom tewas terseret ombak di Pantai Cikaso. Kejadian yang sama kemudianmenimpa karyawan perbankan yang terseret bersama sepeda motornya.

Korban lainnya menimpa dosen dan mahasiswa lain. Mereka meninggal dunia setelah terbawa arus ombak. "Lantas, ada lima santri dari Depok juga tewas terseret ombak di Pantai Rancabuaya, Selasa (16/5)," jelas Tri.

Petugas telah memasang rambu-rambu bahaya sepanjang pantai untuk menjaga keselamatan pengunjung.

"Kami sudah imbau dan pasang plang larangan berenang demi keselamatan diri," katanya.

Tri mengatakan antisipasi jatuhnya korban jiwa di lokasi wisata pantai harus mendapatkan perhatian semua pihak. Pemerintah, masyarakat setempat, dan wisatawan harus selalu waspada.

Tingkat kunjungan wisatawan ke pantai selatan Garut akan melonjak pada musim liburan. Angkanya mencapai ratusan ribu pengunjung.

"Kami meskipun dibantu pihak sukarelawan, terkadang kami tetap kesulitan untuk mengatur pengunjung," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement